Mohon tunggu...
Didik Kurniawan
Didik Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pangeran

Healing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesulitan Belajar pada Siswa

5 Oktober 2023   09:20 Diperbarui: 5 Oktober 2023   09:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Dalam sebuah lingkungan sekolah terdapat berbagai macam latar budaya, sifat, dan karakter dari setiap individu-individu yang berada di dalamnya, mulai dari para guru-guru, siswa-siswi dan orang tua/wali siswa.banyak sekali ditemukan kasus seorang siswa yang dikeluarkan dari sekolah dengan alasan pembuat onar ( trouble maker), tukang bolos, dan hal-hal lain yang bersifat tolak belakang dengan sikap serta sifat ideal dari seorang siswa yang berpendidikan. 

Akan tetapi pernahkah kita menelaah lebih jauh mengenai sebab musabab dari tindak tanduk dari siswa tersebut?. Kenyataan yang menyakitkan ialah para guru atau lembaga pendidikan,urung untuk ambil pusing dalam hal ini. Sehingga punishment (hukuman), skorsing atau bahkan dikeluarkanya (DO/Droop Out) siswa adalah sebuah pilihan yang seakan diwajibkan atas siswa yang bersangkutan.

     Hal tersebut diatas diperparah dengan sikap para orang tua/wali siswa yang kadang bersikap frontal dan anarkis dengan cara ikut memarahi atau memberi sangsi bagi sang anak. Atau ada juga yang bersikap cuek tidak peduli seakan hal tersebut telah biasa terjadi, sehingga kejadian tersebut dapat menyebabkan kehancuran mental ( mental breakdown) seorang siswa. 

Kemudian masyarakat yang menjadi tempat dimana segala dinamika kehidupan berjalan pun ikut memberikan opini yang tidak kalah menghancurkan bagi kehidupan siswa yang bersangkutan. Ambil contoh, dengan dikeluarkannya seorang anak dari lembaga pendidikan maka secara otomatis siswa tersebut dapat di cap sebagai berandalan, padahal seharusnya dimasyarakat inilah diperlukan adanya perlakuan yang sifatnya membangun mental anak yang bermasalah tersebut.
    Lantas yang menjadi pertanyaan adalah pada siapa dan kemana kita harus bertanya tentang sikap dan tindakan yang harus diambil dalam menyikapi persoalan diatas.

PEMBAHASAN
       Peserta didik yang dikatakan sebagai Broken Home pada dasarnya sehat secara fisik dan dalam kondisi yang secara kasat mata tidak ditemukan permasalahan. Yang dimaksud Broken Home adalah latar belakang situasi keluarga yang tidak kondusif bahkan cenderung mengarah pada permasalahan yang mengakar dan mengkontaminasi segala aspek kehidupan dalam sebuah keluarga. Hal yang demikian sangat jelas mempengaruhi psikologis peserta didik, dimana akan dirasakan sebuah tekanan dan guncangan yang hebat dalam diri peserta didik, khususnya apabila sebuah permasalahan keluarga yang menimbulkan perpecahan atau perceraian atau kematian salah satu anggota keluarga. 

Maka kesulitan belajar yang didasari oleh permasalahan keluarga atau broken home adalah keadaan dimana seorang peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya dikarenakan adanya permasalahan yang bersifat intern dalam keluarga.
    Dari berbagai indikasi yang dapat ditemukan dari siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar dengan berlatar belakang broken home, dapat ditemukan beberapa faktor penyebab, antara lain  :  
1.  Pertengkaran dalam rumah tangga (ORTU)
2.  Perceraian dalam rumah tangga (ORTU)
3.  Adanya kepergian atau kematian dari salah satu anggota keluarga atau orang terdekat.
4.  Permasalahan rumah tangga (perselingkuhan,kriminalitas, perebutan harta, dll)yang diketahui oleh anak (siswa).
  Setelah mengetahui penyebab dari terbentuknya sisi broken home pada peserta didik maka tentu wajib untuk dicari kemudian dirumuskan tindakan yang dapat diambil sebagai sebuah solusi dan penyelesaian atas sebuah permasalahan yang berimplikasi pada hal-hal yang bersifat menghambat dari sebuah perkembangan peserta didik, baik secara akademik maupun non akademik.
Kemudian pendekatan atau tindakan yang dapat dilakukan pada kasus siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan latar belakang broken home itu antara lain :
1.) melakukan identifikasi dari permasalahan yang dialami peserta didik.
2.) melakukan pendekatan secara personal pada siswa dan orang tua.
Setelah melakukan berbagai tindakan/pendekatan terhadap masalah kesulitan belajar siswa dengan latar belakang broken home maka selanjutnya akan dirumuskan beberapa kiat yang dapat dilakukan sebagai sebuah bentuk antisipasi dan penanggulangan terhadap permasalahan kesulitan belajar siswa, yakni :
1.) menanamkan dasar yang kuat dalam diri peserta didik sehingga memunculkan sifat tegar dan tabah dalam menghadapi sebuah masalah.
2.) membangun komunikasi yang rileks dan enjoy sehingga siswa dapat dengan leluasa untuk bercerita tentang persoalan pribadinya.
3.) menanamkan secara terus-menerus sebuah bentuk arahan yang mengarah pada pendewasaan peserta didik.

KESIMPULAN
Penanggulangan dari permasalahan tersebut tentunya datang dari pengajar/guruguru, orang tua dan peserta didik itu sendiri. Dimana semua harus berperan aktif dalam menggapai sebuah perubahan kearah yang lebih baik dengan cara memberi nasehat, tindakantindakan, bantuan secara moril maupun materil. Dan penekanan yang lebih jelas adalah harus adanya sebuah usaha untuk mencapai perubahan, ketajaman analis dan kepekaan intelektual serta emosional mutlak.

Sekian dan terimakasih

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun