Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... Lainnya - a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Cara Memberi Nasihat Tanpa Menggurui

29 Oktober 2024   04:32 Diperbarui: 29 Oktober 2024   04:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar sebagai ilustrasi (www.vecteezy.com)

4. Tanyakan Pendapat Mereka : Cobalah untuk memulai dengan pertanyaan terbuka. Misalnya, "Gimana menurut kamu cara terbaik buat menghadapi masalah ini?" atau "Kira-kira, apa yang bikin kamu nyaman dalam menghadapi situasi ini?" Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan bahwa kita ingin tahu pemikiran mereka terlebih dahulu sebelum memberikan saran.

5. Bersikap Rendah Hati : Sampaikan bahwa nasihat kita bukan satu-satunya solusi. Misalnya, "Aku juga belum tentu benar, tapi menurutku bisa dicoba..." Sikap rendah hati menunjukkan bahwa kita tidak memaksakan pandangan kita, sehingga teman merasa lebih nyaman dan lebih mungkin menerima saran kita.

6. Tunggu Waktu yang Tepat : Memberi nasihat itu ada momennya. Saat teman sedang emosi atau stres berat, nasihat kadang malah dianggap sebagai kritik yang menambah beban. Sebaiknya tunggu hingga suasana hati mereka membaik, baru tawarkan nasihat jika memang diperlukan.

7. Tawarkan Dukungan Tanpa Memaksa : Kadang, teman kita hanya butuh didengar tanpa perlu saran. Jadi, jika mereka tidak minta nasihat, coba berikan dukungan dulu. Misalnya, "Kalau kamu butuh cerita lebih lanjut, aku selalu siap dengerin." Dengan begitu, mereka tahu kita siap membantu kapan saja tanpa terkesan mengatur atau menggurui.

Contoh kasus misalnya menasehati teman yang putus cinta. Tentu kita ingin membantunya supaya bisa move on. Tapi, gimana caranya agar nasihat kita tidak terkesan menggurui?

Agar nasihat terasa suportif dan tidak menggurui, kita bisa mulai dengan mendengarkan curhat teman tanpa tergesa-gesa memberi saran, sehingga mereka merasa dipahami sepenuhnya. Penting juga memberikan dukungan emosional yang sederhana, seperti mengatakan bahwa kita ada untuk mereka kapan saja dibutuhkan, yang membantu mereka merasa nyaman tanpa tekanan. Selain itu, berbagi pengalaman pribadi secara ringan, tanpa menekankan bahwa mereka harus mengikuti cara kita, dapat memberi inspirasi tanpa terasa mengatur. Setelah suasana hatinya lebih tenang, kita bisa menawarkan saran dengan lembut, misalnya, menyarankan untuk melakukan hal-hal yang disukai sebagai cara melegakan perasaan. Dengan pendekatan ini, teman akan merasa didengar dan dipahami, bukan dihakimi, sehingga mereka lebih terbuka menerima nasihat yang diberikan.

Memberi nasihat tanpa menggurui memang nggak mudah. Persahabatan sejati bisa tumbuh ketika kita saling mendukung dengan cara yang penuh empati. Saat ingin menasehati teman, coba posisikan diri kita sebagai pendengar yang baik, berikan dukungan dengan rendah hati, dan ingat bahwa setiap orang punya waktu dan caranya sendiri untuk menerima nasihat.

Contoh 1 : menghadapi Teman yang Sering Telat saat ada janji, dan kamu ingin agar dia lebih tepat waktu.

   - Pendekatan yang Menggurui: "Kamu tuh harusnya bisa lebih disiplin! Nggak enak banget ya, ditungguin terus."

   - Pendekatan yang Lebih Bijak : Mulai dengan empati, lalu gunakan pengalaman pribadi. 

     Contoh: "Aku tahu kita semua punya jadwal yang sibuk, dan kadang ada aja halangan. Dulu aku juga sering telat, tapi akhirnya aku nyoba buat siapin barang lebih awal. Kalau kamu mau, aku bisa bantu cari tips supaya kita bisa sama-sama tepat waktu.

Contoh 2 : menasihati teman yang sering curhat tentang betapa tidak nyamannya dia dengan pekerjaannya, tapi nggak berani untuk berubah.

   - Pendekatan yang Menggurui: "Kamu tuh kebanyakan ngeluh! Coba aja cari kerjaan lain atau ambil kursus baru."

   - Pendekatan yang Lebih Bijak: Ajukan pertanyaan untuk menggali pemikirannya dan sampaikan secara perlahan. 

     Contoh: "Aku paham banget kamu ngerasa nggak nyaman. Menurut kamu, apa yang bikin kamu bertahan di situ? Kalau misalnya kamu punya kesempatan lain, kamu kira-kira tertarik nggak buat nyoba?" 

  

Contoh 3 : menasihati teman yang baru putus cinta dan kesulitan move on :

   - Pendekatan yang Menggurui: "Kamu tuh harusnya bisa move on! Udah lah, jangan kontak-kontak lagi!"

   - Pendekatan yang Lebih Bijak: Sampaikan pengalaman serupa atau gunakan kalimat yang tidak memerintah. 

     Contoh: "Aku dulu pernah ngalamin yang sama, rasanya berat banget buat move on. Yang akhirnya ngebantu aku itu nyoba sibuk sama hobi baru dan ngurangin kontak sama mantan. Kalau kamu mau, aku bisa nemenin kamu cari kegiatan yang bikin kamu happy." 

Contoh 4 : menasihati teman yang terlalu boros dan kamu ingin membantunya lebih hemat tanpa terlihat seperti mengatur.

   - Pendekatan yang Menggurui: "Kamu tuh boros banget sih! Nggak bisa ya, sekali-sekali nahan diri buat nggak belanja?"

   - Pendekatan yang Lebih Bijak: Bagikan tips hemat sebagai pilihan, bukan paksaan. 

     Contoh: "Aku pernah kayak gitu juga, terus aku coba cara yang ngebantu banget buat ngatur uang. Aku bikin catatan buat belanja bulanan dan nabung dari pengeluaran kecil. Kalau kamu mau coba, aku bisa kasih lihat cara aku ngatur keuangan."


Contoh 5 : menasihati teman yang selalu menunda pekerjaan dan ini membuatnya merasa stres di saat-saat terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun