Ada seorang laki-laki di desa Al-Hamrah, Yaman. yang membangun sebuah masjid. Dia biasa mendatangi masjid yang ia bangun, setiap malam hari dengan membawa sebuah lentera dan makanan yang akan dia berikan pada siapapun yang ia temui di masjid. Singkat cerita pada satu ketika daerah itu ditimpa kekeringan, dan termasuk sumur yang dimiliki oleh laki-laki tersebut juga kering. Akhirnya ia dengan anak-anaknya berinisiatif untuk memperdalam sumur yang ia miliki. Ketika laki-laki tersebut sedang berada di dasar sumur memperdalam sumur tersebut.Â
Tiba-tiba runtuhlah dinding sumur tersebut, dan menimpa laki-laki itu. Akhirnya anak-anaknya kemudian mereka berpendapat bahwa mustahil. Jika ayah mereka itu masih hidup dan mereka pun, kemudian tidak mencoba menggali sumur tersebut. Karena mereka itu sia-sia belaka, ternyata ketika dinding sumur tersebut runtuh ada sebatang kayu yang juga ikut runtuh, dan menahan tanah serta bebatuan menimpa laki-laki tersebut. Sehingga laki-laki itu berada di dasar sumur dalam keadaan gelap gulita. Namun tiba-tiba datanglah lentera dan juga makanan yang biasa ia bawa ke mesjid setiap malam. Lentera itu kemudian menerangi empat tersebut dan makanannya bisa ia santap setiap hari.Â
Dia terus berada dalam kondisi itu sampai 6 tahun lamanya. Hingga pada suatu ketika anak-anaknya, kemudian berinisiatif untuk mengaktifkan kembali sumur tersebut. Ketika mereka sedang asyik menggali sumur tersebut. Tiba-tiba mereka dikejutkan, dengan mereka mendapati ayah mereka ada di dasar sumur dalam keadaan hidup. Akhirnya mereka pun bertanya, "Bagaimana kondisi ayah selama ini?" ayahnya kemudian menjawab, "Bahwa, lentera dan makanan yang setiap malam ia bawa ke masjid senantiasa mendatanginya" seketika ayahnya berada di dasar sumur.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita untuk tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun. Karena pasti kebaikan tersebut, selain bermanfaat untuk kehidupan ukhrawi kita, bisa jadi bermanfaat untuk duniawi kita. Namun seringkali kita itu menyepelekan kebaikan yang kita anggap mungkin remeh, padahal Rasulullah saw. pernah menasehati seorang sahabat yang bernama Abu Dzar Al-Ghifari yang tentunya nasihat Rasul ini berlaku juga bagi kita semua. "Wahai Abu Dzar jangan kamu sekali-kali menyepelekan kebaikan sekecil apapun. Walaupun sekedar menemui saudaramu dengan wajah yang berseri-seri" Imam Hasan Al-Basari salah seorang ulama besar dari kalangan tabi'in, juga pernah berkata "Wahai anak adam, sesungguhnya kamu akan melihat amalmu akan ditimbang ditimbang entah itu amal baik atau amal buruk. Dan janganlah kamu menyepelekan kebaikan walaupun itu kecil karena kamu telah ketika melihatnya itu akan membuatmu bahagia".
Oleh karena itu marilah kita berlomba-lomba dalam melakukan amal kebaikan fastabiqul khoirot, QS. Al-Baqarah : 148
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
dan janganlah kita sekali-kali menyepelekan kebaikan sekecil apapun, QS Az-Zalzalah : 7
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H