"Batas antara kebencian yang terpekat dan cinta yang terdalam sangatlah tipis. Seperti halnya kebencian yang dapat menjadikan seorang pria berbuat kekerasan yang sangat kejam, cinta dapat membuat wanita menghargai pembunuh yang sangat keji untuk kembali seperti bayi yang baru terlahir." (Nobuhiro Watsuki)Â
Kenshin Himura aka Hitokiri Battosai. Ya, siapa yang tidak mengenal samurai dengan katana bermata pedang terbalik itu?Â
Bagi para penggemar cerita atau pemerhati kisah para samurai Jepang, khususnya pada periode Bakumatsu yang menandai berakhirnya kejayaan shogun pada masa dinasti Edo, ataupun pada periode awal dinasti Meiji, nama Kenshin Himura tentu tidak asing. Ya, meski nama tersebut dan sosok yang digambarkan hanya hadir secara fiksi.Â
Kenshin adalah nama dan sosok dari seorang samurai yang ada pada serial manga Rurouni Kenshin karya Nobuhiro Watsuki yang kemudian diadaptasikan pula ke dalam film animasi maupun film laga dan juga video game. Di Indonesia, manga Rurouni Kenshin diterbitkan dengan judul Samurai X.
Toh, Watsuki tidaklah menghadirkan Kenshin begitu saja. Sosok Kenshin terinspirasi dari sosok Kawanami Gensai, satu dari empat hitokiri terkenal pada periode Bakumatsu. Ketiga lainnya yaitu Kirino Toshiaki aka Nakamura Hanjiro, Tanaka Shinbei serta Okada Izo.
Hitokiri dapat disebut sebagai assassin dalam tradisi Jepang, seorang pembunuh profesional yang menghabisi orang atau kelompok lain, yang biasanya bermotif politik. Kenshin ataupun Kirino Toshiaki--termasuk ketiga hitokiri lainnya--sendiri, merupakan penentang kuat keditaktoran shogun yang kemudian mengabdikan diri untuk menghancurkannya, bermaksud membawa Jepang kepada era baru yang lebih terbuka.
Restorasi Meiji
Salah satu fase penting dalam sejarah Jepang adalah masa Restorasi Meiji. Masa di mana Jepang mulai membuka diri untuk dunia luar setelah hampir tiga abad lamanya menutup diri rapat-rapat dari dunia luar pada masa Keshogunan Tokugawa (1603-1868).Â
Fase Restorasi Meiji dimulai dengan naik tahtanya Pangeran Mutsuhito yang kemudian bergelar Kaisar Meiji menggantikan mendiang ayahnya Kaisar Komei, menjadi kaisar Jepang ke-122. Nama Restorasi Meiji identik dengan gelar baru Mutsuhito tersebut.
Restorasi Meiji dipicu, pada awalnya, dengan datangnya Kapal Hitam Angkatan Laut Amerika Serikat di bawah pimpinan Matthew C. Perry pada tahun 1853. Peristiwa yang kemudian membuka mata bangsawan dan masyarakat Jepang akan pesatnya kemajuan teknologi yang selama ini terlewatkan dalam kungkungan politik Sakoku Keshogunan Tokugawa. Hingga kemudian memunculkan Bakumatsu. Di masa inilah, para hitokiri banyak memainkan peranannya.