Siapa orangnya yang sanggup membayangkan menjalani kehidupan yang begitu berat dan menakutkan tersebut?
Sekali lagi, barangkali benar. Babak-babak seperti yang diangkat dalam film tersebut benar dijalani Thukul dan Sipon dalam hidupnya. Betapa mereka pun tentu mengalami kegamangan dan kelelahan, bahkan ketakuatan. Hal yang sangat manusiawi. Namun, benarkah perlu blak-blakan adanya?
Mungkin saja Thukul dalam film tersebut hanya sebagai trigger, sebagai perantara. Barangkali apa yang ingin disajikan dalam film tersebut sebenarnya adalah gambaran tentang rezim Order Baru yang begitu ditakuti dan menggedor nyali mereka yang ingin menggugatnya. Atau, barangkali memang film tersebut hanya ingin bercerita tentang Thukul sebagai manusia biasa. Thukul yang sebenarnya sama dengan kita. Thukul yang sebenarnya bukan siapa-siapa.
Entahlah, hanya Tuhan dan mereka yang merencanakan film tersebut yang tahu apa sebenarnya yang ingin diharapkan dari kehadiran film tersebut, dengan menghadirkan Thukul dalam film tersebut.
Sebagai penonton, saya hanya ingin mengutarakan apa yang telah saya rasakan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H