Demikianlah, pada akhirnya orang cakap memang akan tetap mendapatkan kedudukannya, bagaimanapun ia menghindarinya. Sementara orang yang tidak cakap, akan dengan sendirinya tersingkir kemudian.
Hoaks dan Ketakutan Mengakui Kebenaran
Suatu hari, saat Abu Nawas sedang berjalan di keramaian, banyak orang yang memandang keheranan terhadapnya. Abu Nawas nampak menengadah sambil tersenyum-senyum melihat ke dalam topi yang diangkatnya. Orang-orang pun mulai menanyakan kenapa kiranya Abu Nawas melakukan hal yang demikian.
"Aku dapat melihat surga dalam topiku," ungkap Abu Nawas kepada orang-orang yang menanyainya. Â Namun Abu Nawas pun dapat menangkap jika orang-orang tersebut tidak akan langsung mempercayainya.
"Kalian boleh melihatnya juga," lanjut Abu Nawas. "Namun, ingat. Hanya orang-orang yang berimanlah yang dapat melihat surga dalam topi ini."
Nampak seseorang maju menghampiri Abu Nawas.
"Ya, aku melihat surga dalam topi Abu Nawas," seru orang tersebut setelah mundur kembali sambil tersenyum kegirangan, karena tentu dia akan diakui sebagai orang yang beriman. Orang-orang pun semakin dibuat penasaran. Lalu, satu per satu mereka pun mulai ikut menengok ke dalam topi Abu Nawas.Â
Banyak orang yang kemudian pula membenarkan Abu Nawas. Meski ada pula yang langsung marah kepada Abu Nawas karena merasa dirinya telah dibohongi Abu Nawas.
Abu Nawas nampak tenang menanggapi orang-orang tersebut.
"Ingat. Hanya orang-orang yang berimanlah yang dapat melihat surga dalam topi ini," seru Abu Nawas kembali.
Akhirnya, sampai pulalah kabar tersebut ke telinga Sang Raja. Sang Raja kemudian memerintahkan kepada para prajuritnya untuk segera membawa Abu Nawas ke hadapannya. Dan sesampainya Abu Nawas ke hadapan Sang Raja, Sang Raja pun langsung menanyai Abu Nawas.
"Aku dengar, kamu mengatakan pada orang-orang bahwa dalam topimu dapat terlihat surga?"