Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tulisan Kita Ditolak Kompasiana? Ini Penyebab dan Cara Memperbaikinya

1 Mei 2020   05:33 Diperbarui: 1 Mei 2020   05:39 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan konten yang telah terhapus di Kompasiana

Plagiasi dan pelanggaran hak cipta merupakan hal yang sangat diharamkan. Ini bukan berarti konten atau artikel yang kita buat tidak boleh mengandung kutipan atau merupakan terjemahan. Bahkan dalam karya ilmiah sekalipun, kutipan adalah suatu hal yang wajar dilakukan. Namun demikian, tentu ada batasan atau etika manakala kita memasukkan kutipan ke dalam tulisan kita. 

Kompasiana sendiri mentolerir pemuatan kutipan dalam tulisan kita hingga 25 persen. Untuk terjemahan sendiri, bahkan bisa saja seluruh tulisan yang kita buat adalah terjemahan. 

Saya sendiri telah memposting beberapa tulisan utuh sebagai terjemahan cerita dan juga artikel biografi dari penulis Amerika Serikat, Edgar Allan Poe, di Kompasiana ini yang semuanya lolos tayang.

Kutipan, sesuai namanya, memang bertujuan hanya untuk mengutip tulisan atau pendapat orang/pihak lain guna melengkapi ide atau argumen tulisan kita, bukan menjadi pokok tulisan kita. Kutipan yang disinyalir dapat menjadi narasi utama tulisan kita, bisa saja dianggap plagiasi. Kecuali, misalnya, kita memang sedang membahas tulisan atau pendapat yang kita kutip, misalnya membahas puisi, bisa saja kita menghadirkannya secara utuh dalam tulisan kita.

Etika atau kewajiban yang perlu kita lakukan saat melakukan pengutipan dalam tulisan kita, tentu dengan menyebutkan sumber kutipannya. Dan di Kompasiana ini, penyebutan sumber kutipan harus benar-benar jelas, disebutkan pada bagian akhir tulisan kita. Pengutipan tanpa penyebutan sumbernya, bisa diartikan juga dengan penjiplakan atau bahkan pelanggaran hak cipta/intelektual penulisnya.

Ketidaktelitian dan Kelalaian Kita Sendiri

"Tapi, itu memang benar-benar tulisan saya dan saya tidak mengutipnya dari manapun. Saya menulisnya berdasarkan observasi saya sendiri."

Ini mungkin pernah juga kita alami. Konten yang memang seutuhnya adalah karya kita sendiri, namun tetap saja terkena cekal dan dihapus. Setidaknya, seorang teman kompasianer pernah mengeluhkan tentang hal ini kepada saya.

Memperhatikan kasus yang dia alami, menengok dari konten yang disebutkannya tidak lolos tayang, di mana hal yang diangkat dalam konten tulisannya adalah hal yang memang sedang menjadi isu hangat dan ramai ditulis di berbagai media, agaknya kita memang perlu menyisipkan catatan khusus, bisa di bagian akhir atau di awal tulisan, yang menyebutkan bahwa konten kita memang murni hasil karya kita, untuk hal-hal yang sedang menjadi tren, terutama jika menyajikan data-data seperti data statistik. Setidaknya untuk memudahkan, sebagai catatan dan atau pertimbangan bagi pengelola Kompasiana dalam mengulas atau memoderasinya. 

Hal lain yang mengakibatkan tulisan atau konten kita gagal tayang, sebagaimana saya sebutkan di atas, adalah karena ketidaktelitian atau kelalaian kita sendiri. Pengutipan tulisan yang tidak kita sebutkan sumbernya, menjadi hal umum yang sering dilakukan. Ini berlaku pula untuk gambar yang kita sertakan.

Amat disayangkan memang, jika tulisan kita pada akhirnya terhapus. Karena, bagaimanapun kemudian kita bermaksud melakukan ralat, bermaksud memperbaikinya, penghapusan tersebut bersifat permanen. Ini mungkin juga dapat menjadi masukan bagi pengelola Kompasiana, di mana tulisan yang didapati melanggar, sebaiknya tidak serta merta dihapus, namun cukup ditangguhkan penanyangannya, sampai kemudian penulisnya dapat memberi klarifikasi atau ralat yang diperlukan. Jika ternyata penulisnya sendiri tidak dapat memberikan jawaban dan bukti yang kuat bahwa itu tidak melanggar ketentuan yang ada, baru kemudian tulisan atau konten tersebut dihapus secara permanen.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberi penyegaran kembali buat kita bersama, agar dapat memahami dan mengingat hal-hal yang mesti kita lakukan saat akan menulis di Kompasiana ini, agar di kemudian hari tidak ada lagi konten kita yang ditolak atau dihapus oleh Kompasiana. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun