"Tuhan, Kau di mana?"
begitu jerit kita menyaksikan
ribuan nyawa yang bergelimpangan
dan jutaan lainnya terkurung
dalam ketakutan
"Bahkan rumah-Mu pun terkunci!"
ratap kita
"Apakah Kau murka pada kami?
Sudah saatnyakah Kau memusnahkan kami?"
andai kita tahu Tuhan tak pernah
kemana-mana
andai kita tahu ketakutan kita
hanyalah karena kita tak ingin
mendapat siksa-Nya
saat kita tiba-tiba harus
dipanggil-Nya kembali
saat ini
andai kita tahu ketakutan kita
hanyalah karena kita tak ingin
Ia murka
atas kelacuran
yang selama ini kita lakukan
ya
Tuhan tak pernah
kemana-mana
Ia selama ini ada bersama kita
bahkan saat sekarang
yang kita sebut masa bencana
Ia masih ada bersama kita
tapi justeru kitalah selama ini
yang tak pernah mengindahkan-Nya
kita asyik dengan urusan kita sendiri
saat Ia ingin menyapa dalam permainan
duniawi kita
kita hardik Ia dalam hati kita
"Tuhan, urusan kita hanya di rumah-Mu saja!"
kita lupa
bahwa rumah kita pun
adalah rumah-Nya juga
bahwa di manapun kita berpijak
di sanalah Ia berkuasa atas
segalanya
bencana
hanyalah sejentikkan kuku-Nya
saja
kapan Ia berkehendak untuk terjadi dan berakhir
pasti terjadi dan berakhir
bencana
hanyalah cara lain Ia ingin
menyapa kita
yang selama ini
sering mengacuhkan-Nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H