Selamat Tinggal Program Kelas Akselerasi
Akselerasi atau percepatan, istilah di dalam fisika diambil untuk mendidik secara terprogram anak-anak cerdas. Anak-anak dengan dengan IQ minimal 130 (grade superior) dikumpulkan dalam kelas eksklusif untuk membuktikan prediksi bahwa mereka mampu menyelesaikan beban kurikulum dalam waktu yang lebih singkat. Untuk SMP dan SMA, waktu normal yang seharusnya 3 (tiga) tahun , “boleh” diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun.
Prediksi bahwa mereka mampu menyelesaikan pendidikan lebih cepat (mungkin) mendekati berhasil. Pernyataan ini saya kemukakan, sebab ada sebagian siswa kelas akselerasi yang terpaksa harus kembali ke kelas regular. Kebalinya “si anak hilang” ke kelas regular ini sambil membawa resiko psikis yang cukup (bahkan mungkin teramat berat). Kelas akselerasi di mata awam identik dengan kelas super, kelasnya anak-anak pandai, kelas eksklusif, kelas ter-wah. Seorang siswa yang terpaksa kembali ke kelas regular mendapat cap macam-macam oleh teman-teman di kelas regular yang didatanginya. Ada yang menyebut “anak nggak kuku”, “anak bodoh yang sok”, “anak gagal”, “korban ambisi orang tua” dan sebagainya yang semuanya berbau minor. Bagi yang mentalnya kuat, siswa yang kembali ke kelas regular akan bersikap biasa saja, akan tetapi bagi yang mentalnya tidak siap, maka ia akan lebih memilih pindah sekolah.
Dari evaluasi penyelenggaraan kelas akselerasi (di beberapa sekolah), banyak nilai plus minusnya, tetapi lebih banyak minusnya. Plusnya adalah memang memberikan porsi yang adil bagi mereka yang superior. Tetapi minusnya, bisa membunuh motivasi siswa yang tadinya bagus, kalah bersaing di kelas akselerasi, malah motivasinya meluncur jatuh (hingga mungkin terjerembab). Nilai minus yang lain, dilihat dari kuantitas beban kurikulum yang harus diselesaikan, sangat memungkinkan mereka didera stress yang sangat tinggi. Secara logis guru-guru akan memberikan materi yang dipadatkan ditambah dengan tugas-tugas yang biasanya lumayan banyak juga. Mereka tak punya waktu luang untuk bermain. Tak bisa menikmati masa-masa sekolah dengan alamiah. Ada sindiran dari anak-anak kelas regular untuk teman-temannya di kelas akselereasi “Kamu sekarang nggak punya waktu untuk tertawa!”
Mungkin dengan pertimbangan-pertimbangan semacam tadi maka pemerintah memutuskan bahwa program penyelenggaraan model kelas akselereasi ,baik itu katagori Cerdas Istimewa (CI), maupun Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (CIBI) akan dihapus.
Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Achmad Jazidie mengatakan bahwa program pendidikan akselerasi akan dihapuskan mulai tahun ajaran 2015-2016. Penghapusan ini terkait dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 sekaligus untuk menghilangkan diskriminasi antara anak-anak yang pandai dan yang biasa-biasa saja. (Republika, Kamis, 09 Oktober 2014).
Bagi siswa yang ber-IQ superior (dan orang tuanya tentunya) rasanya agar bersiap-siap untuk tidak menyesal dari sekarang. Sebab secara teori, di dalam implementasi Kurikulum 2013 (Kurtilas) telah disiapkan program penggantinya.
Program Pendalaman Minat (yang Mubadzir)
Akselerasi dihapus, (penggantinya) pendalaman minat diefektifkan. Paling tidak begitulah yang dirancang oleh pemerintah. Regulasi kelas pendalaman minat diatur oleh Permendikbud 64/2014 dengan masa studi siswa tetap tiga tahun, seperti kelas jalur normal. Ada pun ketentuan kelas pendalaman minat adalah siswa yang masuk kelas pendalaman minat harus memiliki indeks prestasi paling rendah 3,66 dan memiliki kecerdasan istimewa dengan IQ paling rendah 130.
Implementasi Kurtilas tentang pendalaman minat boleh saja dirancang, akan tetapi harus dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan, yakni bagaimana beratnya sekolah-sekolah untuk melaksanakan program ini.
Bagaimana prinsip-prinsip program pendalaman minat? Kira-kira seperti inilah simpelnya:
No
Bentuk Pengelolaan
Fakta dan Kemungkinan
1.
Siswa dengan Indeks Prestasi minimal 3,66 dan IQ 130 dikumpulkan dalam satu kelas.
Secara alamiah siswa yang memiliki IQ ≥ 130 sangat jarang. IP ≥ 3,66 sangat memungkinkan lebih mudah diperoleh.
2.
Mereka akan belajar selama 3 (tiga) tahun atau normal.
Bisa
3.