Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Artikelku Diplagiat Orang

18 Mei 2014   13:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya Plagiat

Budaya contek menyontek rupanya bukan isapan jempol. Banyak bukti nyata kegiatan contek menyontek yang dilakukan manusia, dari yang muda sampai yang tua. Menyontek tanpa niat tidak sengaja, hanya bergembira karena beramai-ramai, menyontek dengan niat kecil, hingga menyontek dengan target-target tertentu begitu lekat dengan lingkungan kita.

Dalam tatakrama pengutipan, penyuntingan, pengarsipan, pempublikasian, kita mengenal istilah plagiarism. Sebuah kasus yang bernuansa aib , bisa dalam media cetak maupun media dunia maya. Pengakuan karya orang lain yang kemudian dipublikasikan dan diakui sebagai karya sendiri inilah yang dikenal dengan plagiat. Pelakunya disebut plagiator. Istilah tersebut terdengar keren, namun maknanya sangat bertentangan dengan kedengarannya. Kita (mungkin) masih ingat kasus plagiat seorang tokoh nasional yang dimuat dalam media cetak nasional beberapa bulan yang lalu. Akibanya cukup mahal resiko yang harus ia hadapi. Mundur dari sebuah jabatan penting di sebuah lembaga ternama. Yang jelas, nama yang tercoreng inilah yang sangat sulit untuk direhabilitasi.

Plagiat artikel kompasiana

Saya punya artikel dengan judul NYONTEK ITU DOSA BESAR, dengan link http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/29/nyontek-itu-dosa-besar-645039.html



tanggalnya bisa dilihat yakni postingan 29 Maret 2014.

Tadi malam saya kaget ketika diberitahu teman saya bahwa artikel saya telah dicopas oleh seseorang dengan diunggah dalam blog-nya tanpa menyebutkan sumber, bahwa itu adalah tulisan saya. Inilah faktanya

Bagian awal :

1400369923329862985
1400369923329862985

1400369994889722162
1400369994889722162


Bagian akhir :

1400370029842357638
1400370029842357638

Di bagian akhir naskah tidak disebutkan sumbernya.

Teman saya memberi komen pada  Sabtu sore 17 Mei 2014 , tetapi sampai minggu pagi 18 Mei ini belum direspon.

Inilah komen teman saya :

1400370097289277793
1400370097289277793

Inilah bentuk plagiat atas tulisan saya. Namun, jika melihat manfaat tulisan saya bagi para pembaca (memang saya tujukan terutama kepada para siswa) maka dicopas seperti ini aku rapopo, mudah-mudahan para siswa yang membaca blog in mendapat manfaat. Hanya  saja, kepada pemilik blog muhammad-rokhim.blogspot.com hendaklah jangan mengulangi perbuatan anda yang kurang terpuji.

Artikel NYONTEK ITU DOSA BESAR di blog lain

Selain di blog muhammad-rokhim.blogspot.com artikel saya juga dicopy untuk disebarmanfaatkan di blog lain, namun kali ini dengan etika yang benar. Dalam pemuatan di blog ini, pemiliK blog telah secara benar dengan menuliskan sumber artikel.

Inilah blog yang saya maksud:

1400370204118950274
1400370204118950274

1400370234441843100
1400370234441843100

di bagian akhir :

1400370274904715798
1400370274904715798


Ketika kita butuh manfaat dari karya orang lain, cara-cara seperti inilah yang memang seharusnya dilakukan, dengan menyebutkan sumber aslinya.

Kata Pak Ustadz, dengan menyebarkan kebaikan , maka sang penyebar akan mendapat kebaikan, dan tentunya si penulis asli pun akan mendapat kebaikan pula dari tulisannya. Dengan demikian maka tulisan di kompasiana pun (mungkin) ada pahalanya, kata Pak Ustad. ***

Bandung : Minggu, 18 Mei 2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun