Mohon tunggu...
Didik Agus Suwarsono
Didik Agus Suwarsono Mohon Tunggu... Cah Angon -

"Khoirunnas anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menakar Kedewasaan Elit Pasca Pilpres

11 Juli 2014   17:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alhamdulillah, sebagai bangsa puji syukur patut kita haturkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, gelaran demokrasi untuk memilih Pemimpin 5 (lima) tahun ke depan berjalan dengan lancar, dengan damai dan dalam suasana yang bersahabat. Di luar masalah hasil akhir (akibat perbedaan hasil Quick Count Lembaga Survey), Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang telah diselenggarakan kali ini seakan menjadi titik balik bagi partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi. Segenap rakyat dari berbagai usia, kalangan, strata dan lapisan berduyun-duyun berpartisipasi dalam Pilpres kali ini. Pada berbagai social media seperti : Facebook, Twitter, Path, Instagram dsb, trend foto selfie dengan menunjukkan jari yang dicelup tinta bahkan sangat banyak ditemukan, hal yang tentu jarang terjadi pada segmentasi pemilih muda. Demokrasi telah mendapatkan ruang, demokrasi telah menjadi tranding topic dan demokrasi telah menyedot perhatian segenap bangsa, hal yang patut kita syukuri.

Proses ini memang belum selesai, kita masih harus mengawal dan memastikan proses demokrasi ini agar tetap kondusif sampai Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi tanggal 22 Juli nanti. Perbedaan hasil quick count beberapa lembaga survey terhadap hasil Pemilihan Presiden sejatinya tidak perlu dirisaukan ketika para elit yang berkompetisi mau sedikit bersabar dan menahan diri. Kedua pihak boleh saja mengklaim diri sebagai pemenang versi lembaga quick count yang memenangkan mereka, tapi satu hal yang harus dipahami bahwa pengumuman resmi siapa pemenang pemilihan presiden ini adalah hasil real count KPU. Karenanya, kedewasaan elit yang sedang berkompetisi untuk tidak “gaduh” menjadi sangat penting dalam rangka menenangkan masyarakat di level grassroot. Kedewasaan elit adalah penentu bagi terciptanya suasana kondusif sampai menjelang diumumkannya Penerima Mandat dari rakyat Indonesia.

Hal yang tentu tak kalah pentingnya tentu harapan agar kedua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden ini dapat berjiwa Negarawan. Bagi pihak yang kalah hendaknya mampu bersikap secara kstaria dengan “legowo” dan jiwa besar mengakui kekalahan, menyampaikan selamat kepada Pemenang dan menjadi contoh yang baik bagi para pendukungnya dalam menghromati proses demokrasi ini. Pilihan untuk memberikan yang terbaik bagi Ibu Pertiwi tidaklah selalu harus berada di depan, sebagaimana Ki Hajar Dewantara menanamkan, bahwa pemimpin itu harus bisa “ing ngarso suntulodho, ing madya mangunkarso dan tut wuri handayani”. Bahkan kalaupun harus berada di luar kekuasaan pun, itu tetap bisa dilakukan secara elegan.

Sementara kepada Pihak yang menang agar tak larut dalam euphoria, Pesta ini adalah pesta rakyat kalaupun ada pemenang maka itu adalah kemenangan rakyat. Memenangkan pemilihan ini artinya telah siap menerima mandat dari rakyat, memberikan segenap jiwa dan raga untuk rakyat. Pihak yang menang agar secepatnya bergerak, merangkul pihak yang kalah, menghimpun kembali pihak-pihak yang mungkin selama ini berbeda pandangan dalam Pilpres ini. Tentu akan lebih indah ketika hasil pemilihan presiden ini bisa dimaknai sebagai kemenangan bersama sebagaimana falsafah jawa mengajarkan “nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorakeh”.

Selamat. Mari kita kawal demokrasi di Negeri tercinta ini.

Didik Agus Suwarsono,

Pemerhati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun