“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”
(Adlai Stevenson)
Ketika suatu masalah datang, banyak di antara kita, bahkan mungkin diri kita sendiri yang lebih memfokuskan diri pada masalah tersebut, sehingga lupa untuk mencari solusinya.
Ketika rencana kita gagal, seringkali kita larut dalam kesedihan, terus-menerus meratapi nasib, mengutuk keadaan, hingga akhirnya sikap pesimis menyelimuti diri kita. Pada gilirannya, semangat hidup hilang, tidak ada lagi gairah untuk menatap masa depan.
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka bukan tidak mungkin hari-hari kita selanjutnya laksana langit mendung yang diselimuti awan tebal, gelap dan menakutkan. Belum lagi ketika kita mendengarkan cemoohan orang tentang kegagalan kita, maka itu laksana petir yang menyambar-nyambar. Semakin takut dan khawatirlah kita menghadapi kenyataan hidup ini.
Pertanyaannya kemudian, benarkah kegagalan yang kita alami memang kenyataannya seburuk itu? Apakah tidak ada sisi positif sama sekali, atau tidak ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa tersebut?
Para bijak bestari selalu berpesan, “Ada hikmah di setiap musibah, ada pelajaran di setiap peristiwa, ada pesan tersembunyi di balik setiap kejadian.”
Mengutip petuah Adlai Stevenson di awal tulisan ini, “Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”, maka lebih baik kita melihat sisi positif dari setiap peristiwa yang menimpa kita. Tidak mudah memang, tetapi bukan berarti tidak bisa kita lakukan.