Mohon tunggu...
Didi Junaedi
Didi Junaedi Mohon Tunggu... -

saya adalah kehidupan yg tidak lebih misterius dari fatamorgana kehidupan itu sendiri,\r\njdi jika anda bertanya siapa saya,\r\nanda hanya perlu hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jika Aku Adalah Sebuah Pertanyaan Bagimu

18 Agustus 2012   10:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:34 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13452854662081938132

Mungkin kamu bosan sayang, mungkin juga kamu enggan menjaga cinta kita, aku tahu tiada lain yang kamu cinta selain diriku, tapi apakah kita akan bertahan menyemai bibit-bibit cinta kita, jika emosi selalu menjadi penguasa di setiap bait yang tercipta, satu pintaku sayang cobalah bertahan meski badai prahara menyapa detik demi detik rindu yang tersemai di dinginnya lubuk hati, aku tahu sulit bagimu tanpa hadirku, ataukah mungkin kamu lebih mudah melupakan adanya diriku. Apakah rindu kita sama, yang semakin dalam seiring waktu yang berlalu atau kian memudar dan hilang dalam waktu, ini aku sayang jangan tanyakan diriku karena aku akan setia menjaga hati ini tuk tetap terukirkan namamu, sayang tahukah kamu remuk redam aku menahan rindu ini , apakah kamu merasakan hal yang sama denganku ataukah mungkin ego dan rasa bosanmu lebih hebat menghujam rapuhnya kesetiaan.

Lalu kenapa kau tak seceria dulu sayang saat pertama kali cinta menerpa hati kita dengan sejuknya keindahan, tak ada lagi sapaan hangat di pagi yang dingin begitu dingin sayang, yang ada hanya cerita kamu dan masa lalumu, tahukah kamu itu menyakitkan rasa kesetiaan, kini senyawa kimia di dalam tubuhku bergerak tak beraturan bukan berarti bebas tapi terkurung dalam satu kata magis yang mencengkeram kuat napas napas kehidupanku " rasa bersalah " kata itu begitu mistis terdengar olehku atau mungkin apa yang sedang aku rasakan saat ini. Proton dan neutron seakan lepas dari orbitnya , begitu lepas. tapi bukan membebaskan aku terbang tapi menjerembabkan aku dalam kekalutan pikiran, bukan aku tak pernah merasakan hal seperti ini, tapi kali ini begitu menggila bagai gelombang suara yang terlalu tinggi untuk di dengar manusia " ultrasonik " yang memekakan telinga, atau mungkin gelombang suara yang terlalu rendah untuk di dengar manusia " infrasonik " yang hampir membuat aku mati penasaran karena rasa ingin tahuku atas apa yang tersirat di dalamnya. Sayang kenapa sulit bagimu tuk sekedar mengerti bahwa benar aku mencintaimu, lalu kenapa tidak kita singkirkan semua perbedaan di ngarai tercuram dan paling gelap agar tak lagi nampak di persemaian cinta kita, lalu kenapa tidak kita letakkan cinta itu di tempat paling strategis untuk menjaganya tetap abadi, dilubuk hati terdalam. Bercahaya meski dingin begitu dingin sayang, tapi akan luluh dengan begitu cepatnya karena telah tersemai cinta yang begitu hangat, cinta kita sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun