Lombok Timur -- Kabupaten Lombok Timur dikenal sebagai sentra produksi telur ayam ras terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menguasai sekitar 35 persen dari total produksi di provinsi tersebut. Namun, kontribusi ini masih dianggap rendah bila dibandingkan dengan provinsi lain seperti Bali dan Jawa Timur. Meskipun demikian, prospek pengembangan agribisnis ayam ras petelur di Lombok Timur masih sangat besar, baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
efisiensi ekonomi yang dihasilkan.Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Sarlan dan Sulkiah terhadap 61 orang peternak ayam ras petelur di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa, faktor -faktor seperti populasi ayam, penggunaan konsentrat, vitamin dan obat-obatan memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas  telur ayam ras yang dihasilkan. Berbeda dengan penggunaan jumlah tenaga kerja dan vaksin berpengaruh negatif terhadap produktivitas ayam petelur.
Pemeliharaan ayam ras petelur di Kabupaten Lombok Timur dilakukan dengan mencampur sendiri pakan ternak. Hal ini dilakukan untuk mensiasati harga pakan ternak komersil yang terus menerus mengalami peningkatan. Perbedaan campuran yang dilakukan peternak dan perlakuan terhadap pemberian pakan akan mempengaruhi produksi dan"Selanjutnya dari  61 responden, mayoritas peternak telah mencapai tingkat efisiensi teknis yang tinggi, dengan nilai rata-rata 0.951, yang menunjukkan bahwa sebagian besar peternak sudah  efisien dalam menggunakan faktor produksi. Tingkat efisiensi teknis yang cukup tinggi mencerminkan peternak dalam keterampilan manajerial usaha produksi ayam petelur. Hasil tersebut juga mencerminkan penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja produktivitas usaha dapat dinilai berada pada level yang memuaskan.
Tantangan Efisiensi Alokatif dan Ekonomi
Meskipun efisiensi teknis sudah cukup baik, efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi masih memerlukan perbaikan. Nilai efisiensi alokatif rata-rata tercatat sebesar 1.184, sementara efisiensi ekonominya berada di angka 1.125. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada ruang bagi para peternak untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan input seperti pakan, tenaga kerja, dan listrik.
Penyebab utama ketidakefisienan alokatif ini adalah tingginya biaya pakan, yang menyumbang 70 hingga 80 persen dari total biaya produksi. Penggunaan pakan yang belum optimal mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, yang pada akhirnya menurunkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan.
Upaya Pemerintah dan Rekomendasi
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan terus berupaya mendorong peningkatan produktivitas peternak ayam ras petelur dengan memberikan pelatihan dan bantuan teknis. Namun, untuk mencapai efisiensi yang lebih baik, diperlukan langkah-langkah yang lebih terfokus pada optimalisasi input dan pengelolaan biaya produksi.
"Dengan meningkatkan efisiensi alokatif dan ekonomi, peternak di Lombok Timur berpotensi meningkatkan kontribusi mereka dalam industri telur nasional," - Muhamad Sarlan.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun efisiensi teknis sudah hampir optimal, masih ada tantangan besar dalam meningkatkan efisiensi alokatif dan ekonomi. Dengan intervensi yang tepat, Lombok Timur bisa meningkatkan produksi telur secara signifikan dan bersaing dengan daerah lain di Indonesia.