Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, Wash Sholatu Wa salamu ‘ala Rasulillah
Untuk Saudaraku sesama Muslim yang kerap menyesatkan Muslim lainnya yang tak sepaham
Saya sungguh terusik dengan perbuatanmu, sehingga tidak tahan untuk menuliskannya di risalah ini. Wahai Saudaraku, apa yang ada dalam pikiranmu ketika saya atau salah seorang ustadz di antara kami naik mimbar untuk ceramah engkau dan kawan2mu beranjak pergi tanpa mau mendengarkan barang sejenak dan tanpa meminta izin terlebih dahulu?
Padahal yang kami sampaikan adalah dari kitabmu juga dan dari nabimu juga. Apakah kalian juga bangkit pergi menjauh saat pembawa berita laki2 atau wanita di televisi membacakan berita? Apakah kalian juga bangkit menjauh kala ada wanita penyiar sepakbola memberitakan berita sepak bola? Padahal yang mereka sampaikan bukanlah risalah Nabimu.
Apakah kalian begitu bencinya dengan kami? Apakah karena saya dari Muhammadiyah lantas engkau memberi kami gelar ahli bid’ah karena telah berorganisasi. Walaupun kami lihat kalian membuat yayasan. Ketika kalian menuduh kami ahli bid’ah, mengapa kami sulit membuang kesan di hati kami bahwa kalian ahli takabur. Maaf saudaraku, tapi hal itu terlintas begitu saja dalam benak kami. Tolong bersihkan itu dari benak kami. Agar kami tak mengira kalian mengamalkan perbuatan yang dilakukan Iblis terhadap Nabi Adam. Tolong saudaraku....bersihkan itu dari benak kami.
Kami memiliki saudara dari NU, mereka gemar melakukan ziarah kubur ke wali-wali. Saya pun pernah tidak menyukai amalan mereka dan berpikiran buruk tentang mereka. Tapi saya bangkit dan bertanya pada mereka apakah kalian meminta2 pada wali itu, apakah kalian telah menyembahnya? Ternyata mereka masih menyembah Allah, mereka hanya ingin menziarahi orang sholeh. Kalaupun ada permintaan, mereka jadikan para wali itu sebagai wasilah. Ya rabb, saya tidak begitu sreg dengan jawaban mereka. Tapi apa mau dikata, mereka juga memiliki dalil. Biarkanlah urusan itu dengan Tuhan kita.
Adapun orang NU adalah saudara juga. Kalau di dunia ini hanya dibagi dua, Muslim dan Kafir. Saya tidak ragu lagi, bahwa orang NU itu masih 100% muslim. Oleh sebab itu mereka adalah saudara. Dan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam katakan bahwa sesama muslim ibarat satu tubuh. Maka saya yang dari Pemuda Muhammadiyah pun yakin bahwa NU dan Muhammadiyah adalah seperti satu tubuh karena sesama muslim. Darah mereka darahku juga, daging mereka dagingku juga, tulang mereka tulangku juga, kepala mereka kepalaku juga, jantung mereka jantungku juga. Inilah satu tubuh, kalau mereka gembira saya ikut gembira, kalau mereka sakit saya ikut sakit, kalau mereka berduka saya pun ikut rasakan kesedihannya.
Apakah karena cara shalat kita beda lantas engkau memutus tali silaturahim dengan kami? Enggan bersalaman dengan kami? Enggan bertukar salam dengan kami? Jijik duduk bergaul dengan kami? Kalau di alam ini hanya terbagi menjadi dua, muslim atau kafirkah kami? Kalau kalian cap kami kafir, kenapa tidak sekalian saja habisi nyawa kami. Daripada hidup dalam penghinaan seperti ini. Kalau ternyata kami masih anggap kalian muslim, mari duduk bersama kami, berbagi makanan dengan kami, saling kunjung mengunjungi, pererat silaturahmi dan menghormati perbedaan yang terjadi. Jangan memutus tali silaturahim, karena kudengar dari sebuah hadits bahwa tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahmi.
Saudaraku, saya dulu pernah takjub dengan ajaranmu. Tapi kalau terus diiukuti ajaranmu, ternyata terlihat bahwa umat Islam ini jumlahnya tinggal sedikit. Mayoritas sesat, bid’ah dholalah dan ahli neraka. Hingga saya pun ragu dengan caramu memahami Islam. Kudengar di akhirat ada 8 pintu Surga. Setiap pintu sangat luas sekali. Apakah mungkin bahwa pintu surga sebanyak dan seluas itu hanya akan dimasuki golonganmu saja? Sedangkan kami yang bukan golonganmu akan berbondong-bondong masuk ke dalam Neraka. Sehingga neraka akan over muatan, orang kafir, orang munafik, orang musyrik, orang fasik dan mayoritas orang muslim yang bukan dari golonganmu.
Kesimpulannya, saya ingin kalian meneliti ajaran kalian lagi. Apa iya ini yang sesuai dengan Rasulullah. Apakah Rasulullah suka memberi gelar buruk bagi yang tidak sepaham dengan beliau? Bukankah yang seperti ini justru mazhabnya dedengkot kafir Qurays yang gemar sekali memberi gelar buruk bagi Nabi, sebagai ahli sihir, penyair, orang gila dan dukun.