[caption id="attachment_314111" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi kemacetan Jakarta. Baru-baru ini Jokowi juga membuat gagasan supaya PNS dan pejabat di lingkukngan Pemprof DKI menggunakan sarana transportasi umum. Kita tentu tidak buru-buru menilai apakah hal tersebut efektif atau tidak.
Mengapa masyarakat kita sangat menyukai sarana transportasi pribadi katimbang transportasi publik? Alasan kenyamanan dan keamanan barangkali menjadi yang utama. Tetapi yang selama ini belum banyak disoroti barangkali alasan karena kita berada pada Negara yang beriklim tropis. Di Negara-negara yang beriklim dingin barangkali pergi ke kantor naik sepeda, atau berjalan kaki menuju halte bus nyaman-nyaman saja. Tapi bayangkan hal tersebut dilakukan di Jakarta. Tentu bisa dimaklumi betapa tidak nyamannya pergi ke kantor dengan baju kumal dan berkeringat.
Barangkali ini adalah sebuah ide gila, tetapi apa salahnya dicoba.(walaupun mungkin sangat sulit dilaksanakan). Bagaimana kalau Pemprov DKI membuat jalur khusus pengendara sepeda dengan jalan yang beratap? Yakni dengan memayungi trotoar yang sudah ada dan membangunnya jika belum ada. Selain untuk pesepeda jalur ini juga bisa untuk para pejalan kaki. Mungkin jalur ini menarik orang untuk bersepeda dan berjalan kaki karena terlindung dari paparan matahari tropis yang menyengat. Para pengguna jalur ini tentu tak harus bersepeda hingga ke tujuan tempat kerja, tetapi hanya membantu dari rumah terdekat menuju halte bus.
Pemprov juga harus melengkapinya dengan menyediakan sepeda yang mencukupi secara gratis atau sewa dengan harga murah, yang bisa dipakai siapa saja. Jumlahnya barangkali puluhan bahkan ratusan ribu. Sepeda-sepeda ini bisa dimanfaatkan bagi pekerja yang PP dari rumah menuju kantor, dan cenderung berada di kantor seharian. Bukan bagi mereka yang memang mutlak harus menggunakan kendaraan bermotor karena tuntutan pekerjaannya.
Menyediakan tempat parkir sepeda supaya setiap orang yang ingin menggunakannya menjadi mudah. Sepeda-sepeda ini tentu akan berpindah-pindah dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Masalahnya juga mungkin pada keamanan sepeda. Tetapi barangkali dengan kemajuan teknologi yang ada, sepeda juga bisa dipasangi alat deteksi lokasi, untuk melindungi dari pencurian. Atau terkunci otomatis ketika keluar dari area yang seharusnya.
Pada akhirnya sehebat-hebatnya program tanpa ada dukungan dan tanggung jawab serta pola berpikir masyarakatnya tak akan berbuah apapun. Tanggung jawab, rasa memiliki dan mencintai negeri ini, menghilangkan sifat egois barangkali menjadi hal yang paling utama apakah kemacetan dan perilaku kita di jalanan menunjukkan bahwa kita bangsa yang beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H