Mohon tunggu...
Didid Kuncoro
Didid Kuncoro Mohon Tunggu... Entrepeneur -

Seorang yang hobby jurnalisme sekaligus awak media lokal, senang berkebun & bersosialita.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Eksotisnya Gunung Kawi Carnival 2014

15 November 2014   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:46 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_375570" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Kompas.com"][/caption]

Gunung Kawi, sebuah tempat yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 25 Oktober 2014 bersamaan dengan 1 Muharram 1436 H mengadakan agenda tahunan yang diselenggarakan masyarakat Desa setempat.

Sebuah acara Kawi Carnival 2014, sebagai ajang kreatifitas warga dalam bentuk seni dan budaya yang pesertanya adalah masing-masing RW ( Rukun Warga ) yang ada di Desa Wonosari yang berjumlah 14 kontingen, ditambah peserta kelompok sadar wisata desa Wonosari, ada pula peserta tamu dari salah satu klenteng di kota Malang yang menampilkan seni barongsai.

Sebuah perpaduan kebhinekaan, kegembiraan sekaligus sebuah tontonan yang cukup mengesankan untuk sebuah acara rutin tahunan saat tahun baru Islam.

Menyusuri jalan desa Wonosari, sebagai 'cat walk' dan di pagari ribuan penonton di sepanjang route yang dilewati kontingen makin menambah suasana marak mengantar prosesi pembakaran 'sang kala' (semacam ogoh-ogoh di Bali) di dekat pesarehan Gunung Kawi.

Di setiap kontingen terdapat benda yang oleh masyarakat desa setempat disebut 'jolen' beraneka bentuk, dari model sederhana sampai karya imajinasi dalam beraneka model, bentuk dan ukuran.

Berlatar Gunung Kawi sisi selatan, dengan udaranya yang sejuk, meski di terpa terik mentari acara Kawi Carnival berlangsung cukup meriah. Sepanjang 'cat walk' yang berjarak kurang lebih 1 km, setiap kontingen menunjukkan aksi atraktifnya. Dari tetabuhan tradisional, religi sampai kontemporer beradu dengan lantunan lagu, gerak tari serta panggulan jolen beraneka bentuk dan ukuran. Dimulai start peserta pada jam 12 siang, berarak menuju titik akhir perjalanan dengan durasi hampir 5 jam.

Acara ini berakhir di depan area Pesarehan Gunung Kawi, dengan prosesi pembakaran 'sang kala' di ujung senja, terlihat eksotis diselingi dengan musik religi dan sendratari.

Meski masih dalam skala lokal, juga dalam hal penyelenggaraan masih belum profesional, acara ini mendapat respon luar biasa dari ribuan pengunjung yang beberapa diantaranya berasal dari berbagai tempat di tanah air juga puluhan wisatawan mancanegara. Tinggal perlu sentuhan profesonalisme dan publikasi yang intens secara nasional, bisa jadi acara ini akan lebih prospek kedepan dan sejajar dengan acara serupa yang terlebih dulu dikenal secara nasional dan internasional.

Perhelatan acara semacam ini kian marak sesuai kondisi, tema dan budaya setempat, kita ambil contoh festival bunga di Tomohon, ada lagi Jember Fashion Carnival, Batu carnival, Jakarta Carnival, Bali Carnival dan acara serupa di berbagai kota di tanah air.

Hal ini menunjukkan adanya trend akulturasi budaya tradisional dan kontemporer, tentu dalam konteks kedaerahan yang makin memperkaya khasanah kreatifitas masing-masing daerah dan bukankah dengan begitu akan menambah agenda kepariwisataan di tanah air ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun