Mohon tunggu...
diah ayu
diah ayu Mohon Tunggu... -

mahasiswa psik undip

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sepeda Riwayatmu kini

23 Oktober 2010   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

<!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } -->

Seiring berjalannya waktu kini sepeda sudah tergusur kedudukannya oleh sepeda motor. Terutama sepeda motor impor buatan jepang. Padahal dulu sepeda merupakan alat transportasi favorit pilihan masyarakat. Namun sayang kini sepeda lebih sering menjadi penunggu gudang rumah saja. Setelah orde baru pola pikir masyarakat Indonesia cenderung berubah, pola pikir masysrakat Indonesia kini cenderung konsumtif dan menganggap nilai yang dianggap benar adalah nilai yang memiliki guna.

Perubahan pola pikir dan gaya hidup tersebut tersebut akhirnya menghantam sendi sendi kehidupan masyarakat, termasuk yang berkaitan dengan sepeda. Sepeda kini dianggap tidak lagi efektif untuk menjawab persoalan kehidupan yang semakin kompleks dan berirama cepat. Selain itu sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap sepeda adalah benda kuno (out of date) dan menjadi symbol yang identik dengan masyarakat kelas bawah dan kemiskinan. Oleh sebab itu masyarakat Indonesia pun cenderung memilih untuk membeli sepeda motoratau mobil yang jauh lebih elite, efektif untuk menjalani kehidupan yang kompleks dan berirama cepat, selain itu dianggap sebagai symbol kemajuan, kemakmuran serta dapat meningkatkan derajat social seseorang.

Di yogyakarta budaya bersepeda masih ada hingga saat ini. Hal yang mendasar masih adanya budaya bersepeda itu adalah kondisi real, sikap hidup, dan hobi.

Kondisi real adalah kondisi yang mengharuskan orang bersepeda karena tidak adanya transportasi lain selain sepeda, dan sepeda menjadi keharusan bagi masyarakat. Di yogyakarta daerah yang belum ataupun susah terjangkau oleh angkutan transportasi masih banyak hal ini mengharuskan masyarakat yang ada di daerah yang belum ataupun susah terjangkau alat transportasi menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama untuk menjalani kehidupan sehari harinya.

Sikap hidup mendudukkan sepeda sebagai alat transportasi pilihan yang diambil dengan sadar dan siap menanggung berbagai resikonya. Bersepeda sebagai sikap hidup yang terkait dengan pandangan hidup seseorang yang terkait dengan masalah masalah seperti anti pencemaran lingkungan, kesehatan badan, anti konsumerisme terhadap alat transportasi, pola hidup yang sederhana, dan lain lain. Contohnya di salah satu kabupaten yang ada di yogyakarta yaitu kulon progo. Anak anak sekolah yang ada di kulon progo masih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi untuk pulang ataupun pergi ke sekolah. Saat ditanya mengapa mereka masih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi ke sekolah mereka menjawab mereka menggunakan sepeda karena mereka merasa sehat badan dan pikiran. Dan hal itu membantu mereka untuk menghadapi pelajaran di sekolah sehingga mereka lebih bisa konsentrasi. Selain itu mereka mengatakan bahwa mereka lebih senang menggunakan sepeda karena mereka bisa berangkat bersama sama. Hal ini menambah suka cita mereka.

Hobi menjadikan sepeda sebagai bagian dari suatu kesenangan. Dalam hal ini sepeda digunakan ketika sepeda itu dibutuhkan dan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan diri. Selebihnya para orang orang yang memiliki hobi bersepeda tetap menggunakan sepeda motor ataupun mobil dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Kini kita sering mendengar banyak klub klub pecinta sepeda ada di mana mana. Mulai dari kaum elite hingga bawah. Tidak terkecuali di yogyakarta mulai dari muda, tua, laki laki, perempuan, kaya maupun miskin mereka semua mencintai dan menyukai bersepeda. Bahkan tak sedit dari mereka adalah pejabat pejabat daerah. Mereka mengatakan bahwa mereka menyukai sepeda karena sepeda adalah hal yang unik untuk dimiliki dan digunakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun