Perjalanan di Inggris # 9 - Victoria Street
Generasi X, Milenial dan ZÂ mesti tahu atau pernah menonton Harry Potter. Kalau Baby Boomers mungkin banyak yang tidak sempat. Generasi XÂ menonton bersama anak-anaknya, Minenial menonton seri lanjutannya dan Z mungkin menonton ujung serinya. Tokoh Harry Potter benar-benar terkenal, artinya dikenal dan populer. Padahal, tokoh ini adalah ciptaan belaka dari seorang JK. Rowling. Sama seperti Sherlock Holmes yang juga diciptakan oleh Sir Conan Doyle, seorang penulis dan dokter medis. Saking terkenalnya seolah oleh dia nyata adanya yang bekerja sebagai detektif yang kondang dan analitis dalam melakukan investigasi. Di London ada alamat resminya yaitu Baker Street no. 221B dan sekarang ada museumnya juga yang siap dikunjungi yang mencerminkan keahlian seorang Sherlock Holmes.
Ke Edinburgh tidak lengkap jika tidak ke Victoria Street, jalan yang memiliki lengkung yang anggun dan berwarna warni. Dari arah barat menurun dan mulai terlihat melengkung di bagian timur. Bagian ini nampaknya menginspirasi lokasi  penciptaan suasana dalam film Harry Potter, yaitu penggambaran Diagon Alley (Alley artinya gang atau jalan kecil; Jalan Kecil Diagon). Ditayangkan dalam film, Harry Potter dengan teman-temannya yang sedang belajar sihir di Hogwarts, berbelanja segala keperluan sekolahnya di Diagon Alley ini. JK Rowling menulis tentang Harry Potter di cafe tidak jauh dari jalan ini dan mungkin lengkung anggun warna warni itu memberikan banyak inspirasi dan membuat film Harry Potter lebih berkarakter dan seru.
Menggunakan cobblestone dan berwarna coklat kehitaman, Victoria street adalah salah satu jalan paling ikonik di Edinburgh. Suasananya seolah tanpa tekanan, namun memancarkan pesona yang beresonansi dengan penduduk, pengunjung dan bangunannya. Dengan hiasan bunga-bunga yang ditata di lantai dua bangunan berfasad warna warni, jalan bersejarah ini mewarisi keragaman dan keunikan kota Edinburgh. Jalan sepanjang 500 an meter dan melengkung dari mulai tengah sampai ke ujung timur, tidak menimbulkan kebosanan melangkah dan menikmatinya.
Sekarang deretan toko-toko itu sebagian besar menjual pernak pernik termasuk T-shirt bertuliskan Hogwarts School, Gryffindor, Slytherin dan macam macam yang terkait dengan Harry Potter. Juga dapat dikunjungi museum Harry Potter di mana pengunjung harus antri untuk masuk ke dalamnya. Mengantri tidak masalah bagi pengunjung karena kultur di UK memang sangat terbiasa untuk antri. Benar-benar Harry Potter dikesankan pernah ada sebagai seseorang yang belajar sihir di Hogwarts School. Keunikan lengkung anggun ditambah dengan warna warni itu mengundang keinginan untuk menjelajah dan sering terkaget-kaget ketika melongok setiap toko yang ada.Â
Victoria Street sangat penting dan menjadi salah satu ikon Edinburgh yang klasik. Dibangun antara tahun 1829 sampai dengan 1834, Victoria Street dirancang oleh arsitek Thomas Hamilton, salah seorang tokoh terkemuka dalam mengubah kota dengan bangunan-bangunan neoklasik. Disainnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Yunani kuno. Namun, dia harus mengikuti aturan yang menetapkan bahwa bangunan-bangunan yang terkait dengan jalan baru harus bergaya 'Old Flemish', dengan detail Rumah Sakit George Heriot yang dibangun awalnya sebagai rumah sakit, lalu diubah fungsi sebagai George Heriot School sebagai inspirasi Victoria Street. Rumah Sakit ini dibangun jauh lebih awal yaitu tahun 1628 sampai dengan 1659.Â