Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Lebih Suka Berbicara Ketimbang Mendengar?

19 September 2024   06:45 Diperbarui: 21 September 2024   13:53 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu cepat berlalu ketika Anda berbicara dan melambat ketika Anda mendengarkan (Mark Goulston, M.D)

Penulis membahas tentang Mendengar Aktif pada artikel sebelumnya, tentunya hal tersebut ditujukan untuk orang-orang yang sulit mendengar dan lebih suka berbicara. Tentu ada beberapa sebab mengapa berbicara masih mendominasi ketimbang mendengarkan.

Seseorang tetap ingin berbicara karena memerlukan perhatian dan persetujuan. Mereka percaya bawa dengan berbicara maka mereka akan mendapatkan apa yang inginkan.

Gaulston dalam postingannya di situs Psychology Today tahun 2013 bercerita tentang perjalanannya sewaktu kembali dari naik gunung bertiga dengan 2 temannya.

Di jalan ketika turun gunung, dia mengatakan kepada temannya,"Kamu nyadar nggak kalau perjalanan kita waktu naik terasa lebih lama daripada ketika kita turun barusan?"

Salah satu dari temannya yang suka bercanda, melihat ke Gaulston berkata sambil senyum,"Itu karena kamu terus-terusan ngomong waktu turun gunung tadi!"

Bayangkan kalau kita itu semacam modem yang agak kelamaan dipakainya sehingga kesulitan untuk kirim data  baik ke dalam maupun ke luar modem itu atau biasa kita sebut hang.

Dalam keadaan itu kita biasanya mematikan modem itu, biar yakin kabel datanya dilepas dulu, tunggu beberapa detik, barulah sambungkan kembali dan nyalakan modem tersebut. Nah barangkali otak kita seperti itu.

Salah satu alasan mengapa kita sering lebih suka berbicara ketimbang mendengarkan adalah karena kepala kita sering penuh dengan beragam hal dan ketika terlalu penuh kita perlu mengeluarkannya agar tidak overloaded.

Namun otak kita juga punya semacam kompartemen atau bidang-bidang yang isinya berbeda-beda. Untuk satu bidang yang masih kosong kita tidak berbicara pun tidak perlu, namun untuk bidang yang hampir penuh, perlu ada yang dijelaskan dengan kata-kata kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun