Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)
Dalam kehidupan, kita banyak menemukan perubahan-perubahan yang sifatnya biasa-biasa, misalnya sebelumnya kita sarapan bubur ayam, sekarang makan roti dengan selai. Sebelumnya minum kopi tubruk sekarang menyukai kopi sachet. Perubahan-perubahan itu bukan suatu transformasi.
Kalau misalnya seseorang tiba-tiba mengecat rambutnya menjadi warna merah, sementara sebelumnya hitam normal; atau sebelumnya tidak banyak bicara karena kurang percaya diri, tiba-tiba muncul dan berbicara dengan sangat lancar dan terlihat percaya diri. Perubahan ini bisa dibilang perubahan yang ekstrim atau radikal dan sering disebut dengan transformasi. Vocabulary.com mendefisikan transformasi sebagai perubahan dramatis dalam bentuk atau penampilan. Transformasi adalah perubahan yang ekstrem dan radikal. (https://www.vocabulary.com/dictionary/transformation)
Pada tulisan ini kita akan membahas tentang Kepemimpinan Transformasional yang merupakan tulisan ke 3 dari 4 model kepemimpinan. Sebelumnya telah dibahas tantang Managerial Grid dan Situational Leadership.
Mengacu kepada definisi transformasi, maka selaras dengan hal itu, Kepemimpinan Transformasional didefinisikan dengan Gaya Kepemimpinan yang berfokus pada bagaimana menginspirasi dan memotivasi anak buah agar terjadi pencapaian yang signifikan dan melampui harapan.
Teori Transformational Leadership ini pertamakali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns di tahun 1978 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Bernard M. Bass di tahun 1980an. Gaya kepemimpinan ini memberikan penguatan kepada pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi timnya atau anak buahnya, menguatkan inovasi, pertumbuhan dan saling berbagi tujuan yang sama. Sejauh tertentu model ini banyak diadopsi di banyak organisasi mulai dari bisnis, pendidikan, pelayanan kesehatan dan pemerintahan.
Komponen Utama Kepemimpinan Transformasional
Dalam mengefektifkan model kepemimpinan untuk memantapkan transformasi, ada 4 komponen utama yang menjadi kebutuhan yang perlu dikreasikan dan diupayakan, yaitu:
1. Â Pengaruh yang menjadi Idealisme
Pemimpin transformasional berperan sebagai panutan bagi para pengikutnya. Mereka memimpin dengan memberi contoh, menunjukkan standar etika yang tinggi, integritas, dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai dan visi mereka. Dengan mewujudkan cita-cita yang mereka promosikan, para pemimpin mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari timnya yang merupakan anak buahnya, yang menumbuhkan loyalitas dan kekaguman. Semangat atau antusisme ditumbuhkan karena suatu idealisme mengarah kepada capaian yang mesti diraih dengan penuh semangat.
2. Â Motivasi Yang Menginspirasi
Pemimpin transformasional memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan visi masa depan yang menarik. Mereka menginspirasi dan memotivasi anak buahnya dengan memberikan gambaran jelas tentang seperti apa kesuksesan itu dan bagaimana setiap anggota tim berkontribusi untuk mencapai visi tersebut. Motivasi ini lebih dari sekedar insentif uang misalnya; tapi lebih memanfaatkan motivasi intrinsik individu.
3. Â Stimulasi Intelektual
Pemimpin transformasional mendorong kreativitas dan inovasi dalam tim anak buahnya. Mereka menantang status quo, mendorong pemikiran kritis, dan menciptakan lingkungan di mana anggota tim merasa aman untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka. Stimulasi intelektual ini mengarah pada lahirnya ide-ide dan solusi-solusi baru. Stimulasi intelektual juga merupakan gambaran dari gairah untuk menjadi yang terbaik.