Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jejaring Manajerial (Managerial Grid) - Model Kepemimpinan Berpusat pada Orang dan Produksi

11 Agustus 2024   06:25 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:27 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to Didi's own collection

Jejaring Manajerial (Managerial Grid) – Manajemen Kepemimpinan

Pada artikel sebelumnya telah dibahas secara ringkas tentang 4 jenis model Kepemimpinan secara ringkas yaitu Managerial Grid, Situational Leadership, Transformational Leadership dan Authentic Leadership. Penulis akan membahas satu per satu dari ke empat model tersebut. Tulisan kali ini akan kita lihat bersama untuk model Managerial Grid (Jejaring Manajerial) dari Robert R. Blake and Jane Mouton (1960).

Blake dan Mouton menyusun konsep kepemimpinan ini berbasis pendapat dan survey terhadap 5000 manajer dari beragam bidang pekerjaan ataupun tugas, baik dari organisasi formal maupun informal. Pemikiran dan teori Kepemimpinan ini digambarkan oleh suatu grid atau jejaring yang terdiri dari 9 x 9 kotak ke kanan dan ke atas, dari kiri ke kanan menjadi sumbu X dan dari bawah ke atas menjadi sumbu Y. 

Gambar di atas menggambarkan Jejaring Manajerial dengan penamaan titik-titik tersebut. Sumbu X menggambarkan Concern for Production yang padanan katanya adalah Perhatian Pada Produksi (bukan Kepedulian pada Produksi yang merupakan terjemahan langsungnya). Sedangkan sumbu Y menggambarkan Concern for People atau Perhatian Pada Orang. Angka 1 berarti rendah dan meningkat sampai 9 yang berarti paling tinggi.

Dari gambaran di atas, inti dari konsep ini adalah pada dua vocal point yaitu orang dan produksi atau tugas. Pengikatnya adalah ‘Perhatian’ padanan dari ‘Concern’. Perhatian kepada orang bisa intensif atau tinggi dan jika tidak memberi perhatian pada orang, maka aspek-aspek perasaan tidak dipedulikan dan itu berarti tingkatannya rendah. Serupa dengan perhatian terhadap produksi atau tugas, jika tinggi maka seluruh aspek produksi atau tugas diperhatikan dan dipertimbangkan, sementara jika rendah, maka tingkat produktifitasnya rendah atau kurang serius dalam menjalankan tugasnya.

Manajemen Minimal (Impoverished Management)

Sudut  ekstrim kiri bawah menjadi awal dari penghitungan jumlah kotak, dan titik paling kiri dan paling bawah disimbolkan dengan angka 1,1. Artinya kotak ke satu sumbu X dan kotak ke satu sumbu Y. Dalam konsep Blake dan Mouton, titik 1,1 adalah Impoverished Manajemen dan penulis memadankannya dengan frasa Manajemen Minimal, artinya perhatian terhadap orang dan tugas atau produksi sangat minimal. Bisa diperkirakan dampaknya jika manajemen minimal ini dijalankan dalam suatu organisasi. Tentunya akan terjadi ketidaknyamanan sampai demotivasi serta tingkat produktifitas yang rendah. Kepemimpinan seperti ini bisa dilakukan dengan sengaja atau bisa juga karena ketidakmampuan pemimpin dalam mengelola organisasi. Hal ini bisa disebabkan oleh kendala kompetensi yang tidak memadai atau tidak adanya passion dari pimpinan.

Pimpinan di titik ini juga dipandang sebagai acuh tak acuh baik terhadap anak buah yang dipimpinnya dan terhadap tugas yang diemban. Tak ada semangat untuk keberhasilan timnya. Pemimpin tipe ini mungkin juga lebih mendahulukan kepentingannya sendiri dan tidak menyentuh urusan pekerjaan. Dapat dikatakan juga pemimpin ini tidak bahagia dalam pekerjaannya dan cenderung jauh relasinya dengan stafnya.

Manajemen Otoritas dan Kepatuhan (Authority-Compliance Management)

Titik berikutnya adalah titik paling kanan dari sumbu X dan titik paling bawah dari sumbu Y diberi angka (9,1). Karena perhatian kepada produksi tinggi sementara perhatian kepada orang rendah, maka pelaksanaan tugas diharapkan optimal dengan tidak mempedulikan perasaan orang. Artinya model manajemennya berfokus kepada tercapainya target yang sudah ditentukan.

Untuk organisasi yang pegawainya sudah siap dengan sistem ini, di mana tidak ada pertanyaan atau keraguan karena pertimbangan orang atau perasaan, maka akan tercapai hasil maksimal. Namun manusia tetap manusia, ketika pertimbangan manusiawi tidak mendapatkan perhatian, maka akan ada seleksi alam untuk tidak cocok dengan manajemen ini. Sesungguhnya model ini berjalan dengan efektif di dunia militer di mana apa yang dilakukan berdasarkan perintah dan tidak ada penentangan terhadap perintah, kecuali yang menentang akan keluar dari kesatuannya.

Di bidang bisnis dengan low tech dan low risk, dan termasuk low tech dan high risk mungkin juga cocok karena biasanya yang menjadi pegawainya memiliki pendidikan yang kurang dan cenderung patuh pada perintah. Inisiatif biasanya kurang dipertimbangkan. Tugas dengan resiko tinggi dan rendah teknologinya memerlukan arah yang kuat dan perintah yang tegas dan kuat. Pemimpin ini bekerja efisien namun perasaan dan kondisi fisik stafnya tidak masuk perhatian dia.

Manajemen Klub Tradisional (Country Club Management)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun