Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Katakan Tidak untuk 4G demi Hidup Lebih Baik

3 Juni 2024   19:23 Diperbarui: 4 Juni 2024   05:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis bertemu teman lama di tempat kegiatan donor darah, pas sampai loket pendaftaran, ternyata dia ditolak untuk mendonorkan darahnya karena usianya ternyata sudah 71 tahun. Terkejut juga penulis mengetahui bahwa usianya sdh di atas 70 tahun, namun nampak tetap bugar, perawakannya sedang dengan berat badan yang sedang-sedang saja. 

Sambil menunggu giliran dipanggil petugas untuk pengecekan tekanan darah dan HB, saya sempatkan ngobrol dengan teman lama itu. Ketika penulis tanyakan apa yang membuatnya terlihat bugar pada usianya sudah 71 tahun, dia mengatakan bahwa dia menghindari 4G, wah seperti jaringan sellular saja, 4G. Dia juga menyampaikan kalau porsi makannya cenderung secukupnya. Ibaratnya dia akan makan dengan ruang di perutnya yang terbatas. Teman saya tidak sampai mengatakan 'makanlah sebelum lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang, seperti apa yang dikatakan Nabi Muhammad saw. Tapi terkesan seperti itu.

Lalu kembali ke 4G, saya lalu menanyakan apa yang dimaksud dengan 4G yang dia hindari. Dia menyampaikan kalau 4 G itu, 3 terkait makanan dan 1 G terkait dengan perilaku kita. Penasaran saya minta jelaskan tentang yg 3 G. Ternyata G pertama adalah Gula, jadi hindari makanan dengan kadar gula tinggi. Karena, disamping akan menaikkan berat badan dengan cepat, juga bisa memicu penyakit diabetes. Selanjutnya G kedua adalah Garam. Wah sepertinya kalau makan kurang garam kan kurang sedap. Dia menyatakan yang penting makanlah makanan dengan kadar garam secukupnya atau tepatnya tidak mengejar makanan-makanan sedap dengan citarasa enak yang disebabkan oleh bumbu dan garam yang banyak. 

credit to Depositphotos
credit to Depositphotos

Ketika ditanyakan apa G yang ketiga, ternyata itu adalah Gemuk atau Grease kalau bahasa Inggris. Artinya adalah Lemak. Tentu kita tahu bahwa lemak yang perlu dihindari adalah lemak jenuh, yang memiliki rantai asam lemaknya memiliki ikatan tunggal, jika dikonsumsi terlalu banyak akan bisa menyumbat pembuluh darah kita. Contoh dari lemak jenuh adalah lemak yang ada di daging hewan, termasuk merah telur juga. Kalau lemak tak jenuh tentu tidak masalah karena lemak jenis ini memiliki ikatan-ikatan yang longgar sehingga cenderung cair di dalam suhu ruangan. Contoh makanan yang mengandung lemak tak jenuh adalah alpukat, selai kacang termasuk kacang-kacangan.

Wah sudah 3 G nih, Gula, Garam dan Gemuk. Lalu G ke empatnya apa ya? teman saya itu lalu menjelaskan bahwa kita perlu memandang hidup dengan santai dan siap dengan penjatahan kemampuan dan kesempatan kita semua. Artinya dengan segala kelebihan yang kita miliki, jangan lupa pula bahwa kita memiliki keterbatasan dan itu terkait dengan porsi yang Tuhan berikan kepada kita. Saya semakin penasaran dengan penjelasannya itu dan terus mengejar apa G yang ke empat? Dia juga mengatakan bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak bisa kita cegah dan tolak, jadi terima saja sebagai bagian dari penjatahan tadi, penjatahan tentang berapa lama waktu kita diberikan Tuhan untuk menikmati alam ini. 

Setelah dikejar terus, ternyata terkait dengan paragraf di atas, G ke empat adalah jangan Gelisah. Hindari rasa gelisah dalam hati kita dengan satu kata 'ikhlas', artinya kita siap menerima apapun yang sampai kepada kita. Ikhlas bukan berarti tidak pakai usaha, tapi kita lakukan apa yang inginkan dan hasil yang rancang, namun apapun keluarannya, itulah yang harus kita ikhlas menerimanya. Jadi kegelisahan akan jauh dari kita jika kita siap menerima apapun hasil dari yang kita upayakan. Bagi yang lebih paham bahasa Inggris, kata Ikhlas mungkin serupa dengan Submissive.

credit to Shutterstock
credit to Shutterstock

Menjadi ikhlas tidaklah mudah karena ada banyak godaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan kita. Justru ketika kita selalu merasa ingin melihat orang lain dan keluarga kita menjadi lebih baik, kegelisahan akan selalu muncul. Ada banyak cara untuk menghilangkan kegelisahan tersebu, namun kali ini penulis merasa yang terbaik adalah bagaimana mengatur mindset kita agar kita tidak terjebak kepada memikirkan apa yang tidak perlu untuk kita. Orang yang inklusif biasanya ingin memberi perhattian kepada semua hal dam kepada semua orang. Untuk mengurangi potensi gelisah, jadilah orang yang mampu memilah mana yang paling urgent dan paling terkait dengan kita, itu saja yang dambil. Yang tidak urgent dan jauh dari urusan kita, jauhi saja. Selamat menikmati hidup dengan mengatur pemikiran kita untuk tidak gelisah.

Setelah beberapa lama, obrolan terputus karena nama penulis disebut petugas untuk pengecekan darah sebelum donor. Penulis harus berpisah dulu dan menyampaikan kepada teman lama semoga dia saya tetap sehat dan semangat. Meskipun terputus karena panggilan, tapi sudah cukup banyak bahan yang dapat dibagi penulis kepada pembaca melalui artikel ini. Semoga bisa ketemu lagi dengan teman lama tersebut dan tentunya semoga dia tetap sehat dan semangat dengan menghindari 4 G tadi. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun