Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Team Building #3 - Ciri Tim Efektif

6 Mei 2024   19:08 Diperbarui: 6 Mei 2024   22:57 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompetisi & Kolaborasi

Di dalam suatu kompetisi olahraga misalnya sepakbola, semua tim bertanding dalam masa yang panjang dengan hasil akhir di ujung kompetisi. Di dalam pertandingan tim-tim mengalami kemenangan, kekalahan atau berbagi hasil sama. 

Tim yang memperoleh poin tertinggi dengan kriteria yang ditentukan menjadi pemenang kompetisi. Setiap pertandingan biasanya merupakan momen perjuangan untuk meraih kemenangan. Ada momen kesedihan atau keputusasaan ketika kalah. Ada perasaan kurang puas ketika hasilnya seri.

Di dalam organisasi, apa yang terjadi dalam pertandingan olahraga serupa tapi dengan beberapa aspek yang berbeda. Dalam olahraga pertandingan yang dilakukan adalah melawan tim lain dan hal itu dilakukan dalam pelatihan team building. 

Dalam praktik di dunia nyata, tim berproses untuk menang dengan meraih tujuan bersama. Bukti kemenangan tim adalah keberhasilan dalam meraih tujuan. Karena itu tim dalam suatu tugas harus berkompetisi dengan standar kerja tersendiri, menekan ego dan meraih tujuan bersama sama. Pada intinya sebagai satu kesatuan, organisasi menjalankan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Mutual Trust

credit to EUI Blog
credit to EUI Blog

Suatu  tim yang hebat memerlukan rasa saling percaya dari setiap anggotanya.  Paul. L. Schindler, dan Cher. C. Thomas, C. C. tahun 1993 melakukan penelitian terhadap 5 komponen yang membangun rasa saling percaya dalam hubungan antar pegawai dari kalangan atas dan bawahan. 

Dari kelima komponen yaitu integritas, kompetensi, loyalitas, konsistensi dan keterbukaan, ditemukan bahwa dua komponen yang ditulis terakhir yaitu konsistensi dan keterbukaan dipandang sedikit lebih penting daripada 3 komponen lainnya. 

Kelima komponen dari suatu tim dengan pusatnya rasa saling percaya (mutual trust) menjadi aspek-aspek yang harus diperjuangkan oleh tim secara keseluruhan dan merupakan praktik dari kolaborasi.

Komponen Utama dari Tim yang Kuat

adapted from Schindler, P. L., & Thomas, C. C. (1993)
adapted from Schindler, P. L., & Thomas, C. C. (1993)

Tim yang kuat memerlukan komponen-komponen utama dan menjadi  ciri-ciri tim yang kuat. Kelima komponen tersebut memusat pada Mutual Trust atau saling percaya. Maknanya jika rasa saling percaya sudah terbangun, maka ke lima komponen akan mudah beroperasi dengan baik. Tanpa rasa saling percaya, apapun predikat atau nilai atau prinsip yang dipegang, suatu tim tetap tidak akan bisa berfungsi efektif.

Dilihat dari kacamata berbeda, jika 5 komponen utama dapat diperkuat, maka secara perlahan akan timbul rasa saling percaya yang akan menjadi pusat keberhasilan suatu tim.  Jadi dari dua pandangan tersebut, maka faktor utama adalah Mutual Trust. 

Penjelasan dari seluruh komponen adalah sbb:

Rasa Saling Percaya (Mutual Trust)

Rasa saling percaya adalah situasi di mana satu pihak dengan pihak lainnya memiliki rasa yakin, rasa aman baik secara fisik maupun emosi. Ketika kita mempercayai seseorang, maka kita memiliki keyakinan bahwa orang itu dapat diandalkan dari aspek apapun. Dengan rasa saling percaya apapun bisa dilalui, tidak ada keraguan dan keinginan untuk saling mendukung sangat kuat.

Integritas (Integrity)

Apabila kita jujur pada diri sendiri dan orang lain; menunjukkan kepatuhan terus menerus dan tanpa kompromi terhadap prinsip dan nilai-nilai moralitas, maka kita adalah orang yang memiliki integritas. Asal kata integritas adalah dari bahasa latin yaitu integer yang bermakna komplit atau menyeluruh. Dengan integritas yang tinggi, maka apapun yang dilakukan tidak akan lepas dari pertimbangan dan kesesuaian dengan nilai-nilai kebenaran.

Kompetensi (Competence)

Jika kita mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugas atau pekerjaan dengan baik, maka kita adalah orang yang kompeten. Kompetensi meliputi PKSP atau Pengetahuan, Kecakapan dan Sikap Positif yang secara teknis maupun non teknis diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Kompetensi juga adalah penguasaan teknis terhadap tugas yang dilaksanakan. Tanpa adanya penguasaan teknis, maka tugas yang spesifik tidak akan dapat dikerjakan dengan kualitas yang baik. 

Misalnya ada penugasan tim yang harus membuat suatu software atau perangkat lunak. Jika di dalam tim tidak ada anggota yang memiliki kemampuan dalam pemograman atau tidak ada akses kepada orang di luar tim, maka berarti tim tidak memiliki kompetensi di bidang tersebut dan hal itu akan menghambat kinerja tim.

Loyalitas (Loyalty)

Seseorang yang tetap kukuh dalam keadaan apapun dalam suatu persahabatan atau dalam mendukung seseorang atau sesuatu adalah orang yang loyal. Loyalitas adalah kesetiaan terhadap sesuatu atau seseorang. Loyal berarti siap untuk memberikan pikiran dan tenaga demi kebaikan dan keberhasilan dari organisasi. Dengan loyalitas maka prioritas pertama bukanlah dirinya, namun kepada organisasi.

Konsistensi (Consistence)

Konsistensi adalah keteguhan secara terus menerus terhadap prinsip yang sama, bentuk yang sama atau keyakinan yang sama. Pola tanggapan yang sama secara berkesinambungan terhadap permasalahan yang sama atau serupa adalah juga konsistensi. Konsisten artinya tetap dan tidak berubah meskipun banyak penghalang. Misalnya standar tinggi untuk memulai pelatihan tepat waktu dan senantiasa standar tersebut dipraktikkan, maka hal tersebut menunjukkan konsistensi.

Keterbukaan (Openness)  

Suatu tim yang terbuka adalah yang memiliki keinginan dan kemampuan untuk mencoba hal-hal yang baru, anggotanya punya rasa ingin tahu yang besar dan tidak sulit menerima saran dan kritikan. Terbuka juga berarti bersedia menerima usulan atau kritikan sekalipun. Mampu melihat kelemahan diri dan organisasi dan siap untuk melakukan perbaikan agar kinerja organisasi terus meningkat  adalah salah satu hal terbaik dari aspek keterbukaan.

Suatu tim yang melekat di dalamnya ciri nomor 2 s.d. 6 dengan nomor 1 di pusatnya, maka akan memunculkan Rasa Saling Percaya (Mutual Trust) sebagai konsekuensi logis dari penerapan kelima sifat tersebut. Jika Integritas, Kompetensi, Loyalitas, Konsistensi dan Keterbukaan telah menjadi sesuatu yang baku di dalam organisasi, maka Rasa Saling Percaya (Mutual Trust) akan menjadi kekuatan yang sangat besar dari suatu tim. Dan jika jika Mutual Trust lebih dulu terbangun, maka kelima aspek tersebut akan lebih mudah diperkuat melalui pengayaan kemampuan dan penguatan.

Tim yang memiliki rasa saling percaya yang kuat akan menjadi tim yang berhasil menjalankan misinya dan bisa mencapai prestasi yang luar biasa, yang tidak bisa dicapai oleh tim yang biasa-biasa saja.

Referensi

Schindler, P. L., & Thomas, C. C. (1993). The structure of interpersonal trust in the workplace. Psychological Reports, 73(2), 563–573. https://doi.org/10.2466/pr0.1993.73.2.563

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun