Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Einstein dan Sopirnya - Tertawa Telat #1

2 April 2024   21:21 Diperbarui: 9 April 2024   11:59 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to indonesiadaily.net

Mengapa Tertawa Telat?

Kalau teman kita bercerita, kita dengarkan baik-baik dan setelah dia selesai bercerita, anda beberapa saat kemudian tertawa terpingkal-pingkal .... nah anda... Tertawa Telat (delayed laugh). 

Cerita yang disampaikan teman kita itu adalah cerita yang menarik karena kontekstual waktu itu dan diceritakan dengan serius, sehingga anda mengikuti alur ceritanya. Pada menjelang akhir cerita, biasanya akan ada penekanan-penekanan dan sedikit dramatisasi serta pengurangan tempo bicara. Kalimat terakhir akan menjadi kalimat penentu yang membuat anda tertawa telat atau tertunda.

Cerita Einstein dan sopirnya ini akan sangat menarik untuk diceritakan di akhir suatu sesi dari satu pelatihan. Topik yang terkait adalah kompetensi, kemampuan menjawab pertanyaan, public speaking skills, strategi mengatasi tantangan dan problem solving. Bisa juga diceritakan ketika sedang bincang-bincang tak serius dengan kolega dan ketika topiknya masuk, maka bercerita bisa dilakukan.

Mulailah bercerita dengan bersemangat, mata berbinar dan boleh mendramatisir  dialog antara Mr. Einstein dengan sopirnya dan ketika akan mengakhiri cerita. Selamat bercerita!

credit to indonesiadaily.net
credit to indonesiadaily.net

Einstein dan Sopirnya

Suatu hari, Einstein, yang terkenal dengan teori relativitasnya, diundang untuk memberikan kuliah tentang penemuannya itu di satu kota yang agak jauh dari tempat tinggalnya. Biasanya dia menggunakan mobil dan ditemani seorang sopirnya bernama Brian.

Dalam perjalanan melalui lokasi kampus tempat dia akan memberikan kuliah, kira kira satu jam lagi, sopirnya, Brian bilang begini,'Mr. Einstein, saya kan selalu menemani Tuan kalau kasih kuliah. Rasanya saya hafal deh dengan apa yang biasa Tuan sampaikan di ruang kuliah,'. 

Einstein yang duduk di kursi belakang tersenyum sejenak dan lalu bilang begini,'well, kampus yang kita datangi ini kan cukup jauh dari tempat kita dan saya yakin mereka belum hafal wajah saya,'. (belum ada smartphone: penulis) Mendengar hal itu Brian mengangguk angguk sambil tersenyum. Einstein melanjutkan,'jadi sekarang kita bertukar tempat ya, saya yang setir mobil dan kamu yang duduk di belakang.' Brian menghentikan kendaraan dan menoleh ke belakang.'ayo kamu pindah ke belakang dan kamu pakai jas saya ini. Sini topi kamu, biar saya yang pakai,' ujar Einstein.

Satu jam kemudian, mereka sampai di kampus itu dan orang-orang membukakan pintu belakang dan mempersilahkan "Einstein" masuk dan dipersilahkan memberikan kuliah umumnya tentang teori Relativitas. "Einstein" langsung memberikan kuliahnya dengan lancar dan tanpa jeda. Setelah selesai "Einstein" mengatakan,'Baik Bapak Ibu sekalian, terima kasih atas undangannya dan untuk itu saya pamit untuk kembali ke kota saya.'  

Mendengar "Einstein" mau langsung kembali ke kotanya, ada beberapa yang langsung mengacungkan tangan dan mengatakan,"Mr. Einstein, wah mohon tidak pulang dulu, Anda baru saja datang ke sini, suatu kehormatan besar Bapak bisa hadir di kampus kami,'. "Mr. Einstein" tak bisa berkata-kata dan tiba tiba dari belakang ruang kuliah, tergopoh-gopoh beberapa orang membawa selembar kertas besar dengan tulisan rumus-rumus dengan beberapa tanda tanya (?). Lalu salah seorang berkata,' Mr. Einstein, mumpung anda ada di sini, mohon sekalian membantu kami, para dosen fisika, untuk memecahkan beberapa masalah ini, please.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun