Sudah siapkah orang tua dan guru-guru dengan perubahan perkembangan seks bebas anak-anak kita ?
Posted: 21 September 2012 in Pendidikan
Sungguh mengkhawatirkan pergaulan remaja di Indonesia saat ini. Indikasi keterlibatan mereka dalam perilaku seks bebas semakin terlihat. Minimal, mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi yang sangat tidak diharapkan.
Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan seksual ini tidak lepas dari aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12 tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran.
Menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu kasih.
Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang berpacaran ini kala mereka bertemu. Sekitar 92 persen remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen yang saling berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk saling meraba (petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Untuk berpacaran layaknya hubungan suami istri…sulit membayangkan berapa persen yang terjadi.
Ada perbedaan gaya pacaran remaja sekarang dengan dulu. Remaja saat ini lebih permisif untuk melakukan apa pun demi “cinta”. Semua aktivitas itu yang akhirnya memengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh.
Menurut Maria, seks bebas ini membuat angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja meningkat tajam. Ada peningkatan 700 persen dari jumlah antara tahun 2004 hingga 2010, dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan, penyebab utama remaja mengenal pornografi adalah dari teve, internet, dan kebebasan berlebihan yang diberikan pada anak di lingkungan keluarga. Hampir semua siswa dari smp sampai sma sudah mempunyai hp. Begitu mudahnya informasi tersebar, apalagi yang menantang libido anak. Tugas-tugas yang diberikan guru pada anak banyak menggunakan fasilitas internet yang notabene informasi kebebasan seks di internet sulit dibendung.
Apa yang harus kita perbuat? Sudahkah para orang tua dan guru-guru siap dengan perubahan perkembangan ini?
Didenx
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H