Mohon tunggu...
Dida Maulidya
Dida Maulidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Maulana Malik Ibrahim State Islamic University

Finance Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Permasalahan Usaha Peternak Burung Murai

9 September 2021   07:03 Diperbarui: 9 September 2021   09:48 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Permasalahan Usaha Peternak Burung Murai/Dokumentasi pribadi

Kewirausahaan adalah salah satu pekerjaan yang mudah sekali dijumpai di negara kita. Mulai dari usaha kecil-kecilan yang kemudian lambat laun berkembang menjadi sebuah usaha yang berkembang pesat. Ada berbagai macam usaha yang di geluti oleh masyarakat di Indonesia. Seperti contohnya, usaha di bidang kuliner, usaha di bidang fashion, usaha di bidang kerajinan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan masih banyak lagi. Di Indonesia mudah sekali dijumpai usaha dalam bidang peternakan, salah satunya yaitu peternak burung, mulai dari skala kecil sebagai usaha sampingan hingga skala besar.

Seperti pada gambar di atas, bahwa saya telah melakukan suatu riset di salah satu tempat peternak burung, tepatnya di daerah Kabupaten Kediri, Kecamatan Pare, Kelurahan Tertek, yang mana terdapat sebuah usaha rintisan yang didirikan oleh seorang pria berusia 48 tahun bernama Bapak Sugeng Purnomo atau yang akrab di sapa Pak Sugeng. Usaha peternakan burung ini telah didirikan oleh Pak Sugeng sekitar 4 tahun yang lalu tepatnya di tahun 2017.

Awal mula usaha peternakan burung Murai Pak Sugeng ini yaitu dari sebuah hobi yang kemudian dikembangkan hingga menjadi sebuah peternakan yang juga bermanfaat untuk melestarikan populasi burung dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu menambah finansial dari keuntungan penjualan yang didapatkan.

Tak hanya itu, banyak juga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Pak Sugeng saat membangun bisnis ini, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Seperti contohnya dari faktor internal, yaitu perjodohan antar burung yang sangat sulit dan pola makan burung yang susah di atur. Sedangkan dari faktor eksternal, yaitu adanya gangguan-gangguan dari binatang-binatang lain, seperti semut, kucing, kecoak, dan hewan-hewan lainnya yang dapat mengganggu dalam proses produksi burung.

Karena peternak burung adalah salah satu usaha di bidang produksi, maka banyak hal yang harus di perhatikan supaya tidak mengalami beberapa kerugian. Adapun cara-cara yang dilakukan Pak Sugeng untuk menghindari kerugian tersebut yaitu dengan melakukan penyemprotan secara berkala, menutup kandang secara rapat, mengetahui karakter burung terlebih dahulu sebelum di kawinkan, serta mengatur pola makan agar burung dapat berproduksi dengan baik sehingga dapat melakukan perkawinan dan dapat di buahi dengan sempurna untuk menghasilkan telur-telur yang berkualitas yang siap untuk di kembangbiakkan kembali atau di pasarkan.

Adapun jenis-jenis burung yang ada di usaha peternakan Pak Sugeng yaitu sebagai berikut :

  • Burung Murai Batu Medan, yaitu burung yang memiliki suara kicauan yang sangat merdu, sehingga hal itulah yang mempengaruhi harga jual dan harga beli burung Murai Batu Medan tersebut. Pada umumnya, burung Murai Batu Medan memiliki warna hitam legam dan mengkilap. Di bagian kakinya memiliki warna merah gelap. Sedangkan pada bagian sisik dan lekukan burung Murai Batu Medan yang sudah dewasa memiliki warna seperti belimbing. Burung ini juga memiliki tubuh yang lebih besar dibanding jenis burung Murai Batu lainnya.
  • Burung Murai Batu Nias, yaitu burung yang memiliki ciri khas di bagian ekornya yang berwarna hitam polos pekat yang mudah sekali dibedakan dengan burung Murai Batu lainnya. Burung Murai Batu Nias memiliki suara kicauan yang tak kalah dengan burung murai Batu Medan sehingga suara kicauan burung Murai Batu Nias inilah mudah di masterkan dengan suara kicau burung-burung lainnya.
  • Burung Murai Batu Jawa, yaitu burung yang berasal dari tanah Jawa tepatnya di daerah Jawa Timur. Karena burung Murai Batu Jawa ini berasal dari tanah Jawa, maka kebanyakan orang menyebut burung ini dengan sebutan burung Murai Larwo. Burung Murai Larwo termasuk dalam suara burung dengan kicauan yang indah dan pintar karena dapat menirukan suara dari burung-burung yang lain.

Itulah ketiga jenis burung beserta penjelasan yang telah diproduksi dalam usaha peternakan burung milik Pak Sugeng. Namun, keberadaan ketiga burung tersebut saat ini dapat dikatakan mengalami kelangkaan sebab adanya penebangan pohon atau penebangan hutan yang banyak terjadi di Indonesia. 

Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Pak Sugeng untuk melestarikan burung Murai Batu Medan, burung Murai Batu Nias, dan burung Murai batu Jawa supaya tidak punah dengan membangun sebuah usaha peternakan burung kecil-kecilan. Saat ini Pak Sugeng memiliki kurang lebih 5 induk burung Murai Batu Medan, 5 induk burung Murai Baru Nias, dan 8 induk burung Murai Batu Jawa atau Larwo, dengan total keseluruhan memiliki 18 induk burung Murai.  

Usaha peternakan burung inilah yang menjadikan Pak Sugeng lebih di kenal di kalangan masyarakat, sehingga Pak Sugeng dapat dengan mudah mempromosikan burung-burung yang siap di pasarkan. Cara Pak Sugeng mempromosikan usaha peternakan burungnya tidak hanya melalui ear to ear saja, tetapi juga melalui sosial media yang ada, seperti whatsapp, instagram di akun @sugeng.purnomo.watulaga, facebook di akun Sugeng Purnomo, dan media sosial lainnya. 

Di bawah ini adalah beberapa dokumentasi saya saat melakukan riset di peternakan burung milik Pak Sugeng.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun