Mohon tunggu...
Dida Andriana
Dida Andriana Mohon Tunggu... -

Wanita Yang Puitis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Hapuskan Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Jokowi Lemahkan Daya Saing Anak Negeri di Kancah Global

26 Februari 2014   20:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 1934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: stat.ks.kidsklik.com

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="sumber: stat.ks.kidsklik.com"][/caption]

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat krusial dalam hubungan dan interaksi masyarakat. Harus diakui, suka atau tidak suka, bahasa Inggris adalah bahasa universal yang digunakan dalam hubungan internasional; teknologi, pendidikan, politik, perdagangan, dan sebagainya.

Tanpa maksud menomorduakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris merupakan salah satu modal penting dalam menghadapi tantangan dan persaingan global yang super ketat saat ini. Tanpa memahami bahasa Inggris dengan baik, maka akan sulit bagi kita untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan tersebut.

Akhir Desember 2015, Indonesia akan memasuki komunitas ASEAN yang merupakan integrasi masyarakat negara – negara anggota dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Ini artinya, persaingan masyarakat kian terbuka lebar dan jika tidak mempersiapkan diri dengan kemampuan yang mumpuni, maka masyarakat Indonesia akan tergerus dan tertinggal jauh dari masyarakat negara anggota lainnya.

Dalam hal ini, bahasa Inggris tentu memiliki posisi penting. Oleh karena itu, masyarakat tidak hanya perlu dibekali kemampuan dalam interaksi perdagangan saja, tetapi juga harus dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik. Jika tidak, maka akan sulit menjalin komunikasi yang efektif sehingga masyarakat rawan tertipu oleh negara lain yang ingin mengeruk kepentingan sepihak.

Modal kemampuan berbahasa Inggris tersebut seharusnya diberikan masyarakat sejak dini. Sekolah – sekolah dasar harus mengoptimalkan mata pelajaran bahasa Inggris dan bila perlu menambahkan bahasa Inggris dalam kegiatan ekstrakulikuler.

Namun saya sangat menyayangkan kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang menghapus mata pelajaran bahasa Inggris dari kurikulum pendidikan siswa SD. Bahasa Inggris hanya menjadi kegiatan ekstrakulikuler. Menurut Jokowi, siswa setingkat SD harus diprioritaskan mengenyam mata pelajaran bahasa Indonesia saja.

Padahal, baik bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris memiliki peran penting. Bahasa Indonesia sebagai bentuk indentitas anak bangsa yang patut dibanggakan, dan bahasa Inggris adalah modal bagi anak – anak untuk menghadapi persaingan global. Keduanya harus mendapatkan porsi yang sama.

Saya tidak paham dengan pandangan Jokowi menghapus mata pelajaran bahasa Inggris dari kurikulum SD. Yang jelas, tindakan Jokowi tersebut merupakan upaya melemahkan daya saing anak negeri di kancah global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun