Beberapa waktu yang lalu, saya belajar sebuah pelajaran berharga tentang kekuatan doa. Pada suatu hari Minggu, saya sedang dalam perjalanan pulang dari Sukabumi setelah menghadiri pernikahan seorang teman. Alih-alih langsung pulang, saya menuju undangan lainnya untuk menghadiri acara forum relawan Jawa Barat di Bandung tepatnya di store Eiger pusat. Selama perjalanan itu, saya sempat merenung dan berdoa kepada Allah dengan keyakinan yang besar, "Ya Allah, semoga saya dapat dapat doorprize di acara nanti."
Ternyata, doa saya terkabul. Dari ratusan orang yang hadir, nama saya yang terpilih dalam undian. Saat itu, saya merasa bahagia dan kaget karena Allah begitu baik dalam memenuhi janjinya kepada hamba-Nya.
Dari pengalaman ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran berharga. Pertama, keyakinan bahwa doa kita akan dikabulkan adalah penting. Rasulullah pernah mengatakan, "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." Kedua, keyakinan saya datang dari pengetahuan. Saya yakin karena saya tahu bahwa ada riwayat yang menyatakan bahwa doa saat bepergian (safar) adalah doa yang dikabulkan. Dalam hadits, disebutkan, "Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do'a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do'a orang yang terzholimi, (2) do'a seorang musafir, (3) do'a orang tua pada anaknya."
Namun ada kala saatnya do'a kita seringkali tidak dikabulkan padahal sudah waktu terbaik untuk berdoa, yakinlah allah akan mengabulkan dengan cara yang terbaik. Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa Imam Al-Madzhari berkata : Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan sebab doa adalah ibadah baik dikabulkan atau tidak, seharusnya seseorang tidak boleh bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi belum waktunya doa tersebut dikabulkan karena segala sesuatu telah ditetapkan waktu terjadinya, sehingga segala sesuatu yang belum waktunya tidak akan mungkin terjadi, atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan dengan tujuan Allah mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh jadi doa tersebut tertunda pengabulannya agar orang tersebut rajin berdoa sebab Allah sangat senang terhadap orang yang rajin berdoa karena doa memperlihatkan sikap rendah diri, menyerah dan merasa membutuhkan Allah. Orang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan begitu pula orang yang sering berdoa akan segera dikabulkan doanya. Maka seharusnya setiap kaum Muslimin tidak boleh meninggalkan berdoa. [Mir'atul Mafatih 7/349]
Seperti biasa tetap semangat dan jangan menyerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H