Kehidupan manusia tidak terlepas dari kesalahan. Kita sering kali melakukan maksiat kepada Allah, baik secara terang-terangan maupun dengan menyembunyikan perbuatan tersebut. Meski sudah berulang kali kita bertaubat dan memohon ampunan, serta bertekad untuk tidak mengulanginya, namun sudah beberapa kali juga janji-janji kita itu kita langgar.
Kadang-kadang, tingkat iman kita mengalami fluktuasi, terkadang kita bersemangat dalam beribadah namun kadang juga merasa malas. Kita berharap bisa selalu berada pada puncak ketaatan, tetapi kenyataannya hal itu sulit dilakukan. Puncak kesulitan adalah saat kita berani berbuat maksiat secara sembunyi-sembunyi, seolah-olah Allah tidak melihat apa yang kita lakukan. Namun, beruntungnya, setelahnya kita langsung teringat kepada Allah dan menyesali apa yang telah kita perbuat.
Maksiat tobat maksiat lagi tobat lagi bolehkah seperti itu? Ada riwayat yang berkenaan dengan hal ini. Dari Abu Hurairoh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya 'azza wa jalla, "Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan 'Allahummagfirliy dzanbiy' (Ya Allah, ampunilah dosaku)
Lalu Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa'. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, 'Ay robbi agfirli dzanbiy' (Wahai Rabb, ampunilah dosaku).
Lalu Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa'. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, 'Ay robbi agfirli dzanbiy' (Wahai Rabb, ampunilah dosaku).
Lalu Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni," (HR. Muslim no. 2758).
An Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan 'beramallah sesukamu' adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.
An Nawawi mengatakan, "Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah
Allah berfirman yang artinya : "Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Az-Zumar [39] : 53).
Namun demikian jangan sampai membuat kita menjadi hamba yang mudah melakukan dosa dengan anggapan bahwasanya nantipun akan diampunkan Allah, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Kebanyakan orang-orang bodoh hanya bersandar kepada rahmat Allah, kepada ampunan-Nya, kepada kebaikan-Nya, padahal mereka meremehkan perintah dan larangan-Nya. Mereka lupa bahwa adzab-Nya amatlah pedih dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa."[Ad-Daa wad Dawaa' : 28]
Allah tidak akan pernah merasa bosan menanti hamba-Nya. Jika kamu telah mulai menjauh, segeralah kembali sebelum kamu kehilangan arah pulang. Jika hari ini kamu telah terlalu jauh, ingatlah bahwa Allah, yang tak pernah menutup pintu-Nya, sedang menantimu untuk kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H