Coronavirus diesease 2019 atau COVID-19 merupakan keluarga besar virus yag menyebabkan penyakit yang terjadi pada hewan dan manusia. Seseorang yang terjangkit virus tersebut menunjukkan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan seperti flu, Middle East Reapiratory Syndrome dan Severe Acute Respiratory Syndrome atau sindrom perapasan akut lainnya.Coronavirus adalah jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak muncul di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 dan diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus 2 Tingginya kasus penderita Covid-19 yang semakin meningkat menyebabkan kekhawatiran semakin tinggi. Hal ni dikarenakan virus ini mudah menyebar dengan berbagai cara diantaranya, ketika penderita bersin maka virus ini bisa hidup selama 3 jam di udara dan saat droplet terpapar ( barang-barang) yang dapat membuat virus ini bertahan dan berkembang virus ini dapat hidup selama 3-7 hari di plastik, besi, baja, dan lain-lain.Hal inilah yang menyebabkan penyebaran akan lebih cepat ketika banyak kerumunan atau penderita COVID-19 masih melakukan aktivitas secara normal.Â
      Untuk mencegah penyebaran COVID-19 diberlakukan kebijakan work from home oleh pemerintah. Work from home merupakan kegiatan yang dilakukan di rumah saja diantaranya pendidikan. Kebijakan ini diberlakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan Nadiem makarim. WFH sendiri tidak dapat ditentukan sampai kapan batas waktu berakhirnya, sehingga membuat siswa maupun mahasiswa harus melakukan pendidikan di rumah. Salah satu dampak yang diterima adalah psikologinya. Hal ini dikarenakan seseorang yang biasa melakukan sesuatu hal yang bebas, namun tidak dapat melakukannya akan mempengaruhin status kesehatan mentalnya. Status kesehatan mental merupakan keadaan dimana seseorang atau individu pada masyarakat merasa sejahtera dan nyaman. Kesehatan mental yang baik ditunjukkan dengan kemampuan seseorang individu untuk mengetahui potensi dirinya dan mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya. Secara psikologi, kesehatan mental adalah kondisi dimana pikiran seseorang merasa tenang saat bertindak.Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur.Hal-hal tersebut tidak hanya berdampak pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan umum, namun juga dapat memengaruhi orang yang sehat secara fisik dan mental.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh, menyebutkan bahwa ada pengaruh yang besar oleh faktor psikologis seseorang terhadap kualitas hidup seseorang. Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi psikologi pada dewasa yang menganggur dapat mengalami gangguan pada saat kualitas hidupnya buruk. Namun, ketika seseorang dapat beraktivitas dengan baik mereka memiliki kondisi psikologi yang ketika seseorang tidak merasa sejahtera, maka seseorang tersebut akan mengalami gangguan status kesehatan mental atau sering dikenal dengan stres.  Salah satu dampak akibat adanya WFH adalah depresi yang dapat dialami oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa tidak dapat beraktivitas secara normal dan aktivitas sosial untuk mengemban pendidikan yang dibatasi.
      Menurut pendapat aku faktor yang mempengaruhi kesehatan mental itu lingkungan karena Individu udah pasti menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan. Nah dengan demikian, pengaruhnya baik secara fisik maupun mental sangat besar. Lingkungan yang kotor dan tidak baik akan meningkatkan risiko terjadinya stress begitu pula sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H