Mohon tunggu...
Diki Hidayat
Diki Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Pendidikan

Pengembara Kehidupan I Pembelajar I Metamorformer I Penulis I Entreupreuneur

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Negeri Indah Indonesia Memanggil Namamu

1 Mei 2013   16:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

There's a hero
If you look inside your heart
You don't have to be afraid
Of  what you are

There's an answer
If you reach into your soul
And the sorrow that you know
Will melt away

Lagu Hero yang dinyanyikan Mariah Carey  terdengar mantap ditelingaku.Inspiring sekali lagu itu. Sambil menyisiri jalan yang sedikit macet dan banyak berlubang kubawa kendaraan dengan sangat hati-hati dan pelan-pelan seperti yang mau berhenti saja. Ya, kalau enggak nanti mesin kendaraanku rusak terbentur jalan butut ini. Huh, sempet aku kesal kapan ni jalan diperbaikinya. Hampir bertahun-tahun jalan tempat aku berpulang kampung  ini belum diperbaiki, tidak seperti jalan-jalan lain yang sudah bahkan terus dipelihara. Mmhh kadang gremet hati ini apasih kerjanya pimpinan didaerahku masa jalan aja gak ada dananya. Padahal salah satu guru  sma ku pernah bilang bahwa negeri kita itu kaya, dan saking kayanya mengundang para penjajah dari asia, eropa. Mereka berdatangan   tergiur dengan keindahan dan melimpahnya kekayaan di negeri ini.

Alhamdulillah nyampe  juga kekampung halamanku, tempat aku menghabiskan masa kecilku  bersama almarhum ayah. Walaupun Ibu sudah berpindah mengikuti kakak dan adikku di Kota Bandung tapi semua keluarga Ibu masih tetap tinggal di kota kecil ini. Bukan kota kale ya kampung tepatnya. Iya, Kampung Cipetir Desa Karangtanjung Kecamatan Cililin tepatnya. Aku juga gak tahu kenapa disebut Kampung Cipetir katanya terdiri dari dua kata Cai dan Petir. Cai artinya air dan petir artinya geledek. Serem juga ya. Tapi selama aku disana ternyata curah hujan dan petirnya sama aja dengan daerah lain. Kalo lebih seringmah bahaya juga bisa pada kabur en bubar nih kampung hehe.

Aneh, jika kendaraaku sudah mendekati Kampung halamanku terasa berdesir hati ini.  Mungkin perasaan itu adalah kerinduan  akan kampung halaman. Aku selalu teringat masa dimana pertemuan terakhir dengan almarhum Ayah. Menyesal rasanya hati ini. Disaat jenazah Ayah dibawa dari rumah sakit aku menangis sejadi-jadinya di ambulance. Ya, aku teringat akan permintaan terakhir ayah yang tidak aku cumponi . Padahal permintaannya sederhana sekali. Karena almarhum Ayah suka melihatku menggunting rambut adik-adikku maka suatu hari yang aneh Ayah memintaku untuk menggunting rambutnya…!!! Aneh sekali karena selama ini Ayah selalu ke Mang Cahya tukang cukur yang rumahnya tepat sekali didepan rumah kami. Tapi hari itu Ayah memintaku…dan aku menolaknya dengan halus  karena aku takut tidak memuaskan alias tidak rapih dalam mencukur rambut Ayah. Ternyata penolakanku sangat meyakitkan bagiku. Karena esoknya Ayah dipanggil oleh Allah azza wajalla. Ayah dipanggil ketika menunaikan ibadah mencari nafkah. Terkena serangan jantung ditempat Lio. Walaupun sudah pensiun dari TELKOM Ayah tidak mau berdiam diri, beliau mencari aktifitas dengan membuka pabrik bata merah.

Aku sangat menyesal, padahalAyah ingin meninggal dengan rapih tetapi aku menolaknya. Ampuni hamba ya Allah yang telah menolak permintaannya. Masukanlah Almarhum Ayah menuju syurga-Mu. Amiin.

Keluargaku di kampung Mamah masih selalu menyambutku dengan ramah. Mereka seakan meluapkan kerinduan kepada Mamah yang memilih tinggal di Leuwipanjang bersama kakak dan adikku. Kakak dan adik Mamahku selalu menganggap aku seperti anak mereka. Iya, aku sangat bersyukur memiliki keluarga yang baik. Kadang malu terhadap mereka karena keluarga Mamah yang dianggap telah “berhasil” ternyata belum bisa secara maksimal menyenangkan keluarga besar Mamah. Nenek, Paman, Bibi dan keponakanku yang banyaak semuanya masih ngumpul dikampung ini.

Mejauhi Kampung halamanku, kupacu kendaraanku dengan pelan. Kulambaikan pada kerabatku yang dengan kesederhanaannya mereka tetap menjadi orang yang selalu bersyukur. Ya, kadang aku bisa membedakan ternyata tinggal di kampung kecilpun kalau disikapi dengan jiwa syukur akan tetap nikmat.  Gununghalu itulah tempat yang aku tuju. Kecamatan kecil yang alamnya tidak kalah dengan perkebunan teh Ciwidey. Dulu pertama kali aku maen bersama teman aku terkaget-kaget ternyata ada perkebunan teh juga di daerah Cililin.  Iya kalau kita punya kesempatan berkeliling Indonesia ternyata banyak alam yang memiliki kesamaan. Mungkin karena sama-sama daerah tropis kaliya.

Aku pernah merenung apasih yang kurang di negeri kita ini. Negeri seribu pulau katanya. Negeri yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil dan 6000 pulau diantaranya tidak berpenghuni…Ayo siapa yang mau pindah masih banyak yang masih kosong loh hehe. Dan wilayah kita ternyata luas banget terbentang 3.977 mil diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².  Mantap kan? Kalo disatukan bisa melebihi benua Eropa loh, atau hampir setara dengan benua Amerika. Negeri sang provokator hehe.

Ya Allah ampuni kami jika kami tak sanggup untuk mensyukuri firdaus-Mu di dunia ini. Ampuni jika kami malah lalai dan terlena dengan semua nikmat ini. Kami sangat jauh dari rasa syukur untuk mengelola negeri ini. Kami telah khianat dengan negeri yang Indah ini. Kami tidak mengelolanya dengan sesuai permintaan-Mu. Kami dzholim. Kami malah rusak negeri ini dengan perilaku para pemimpinnya yang korup, senang perempuan tidak halal, berkhianat terhadap amanah dengan bermalas-malasan dalam melayani rakyat, selalu adu jotos antara satu dan lainnya. Betul kata malaikat-Mu  memang kami selalu menumpahkan darah diantara kami. Haruskah kami Engkau ganti dengan generasi berikutnya???

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun