Mohon tunggu...
DQ -
DQ - Mohon Tunggu... wartawan -

reporter. repot karena cari makannya mesti muter-muter serta nguber-nguber orang untuk dijadikan berita yang kadang bisa merepotkannya. Meskipun tak bermaksud untuk merepotkannya, tapi tak sedikit yang akhirnya suka repot-repot ngebujuk biar tidak diberitakan. Sebaliknya, ada juga yang suka repot-repot ingin diberitakan. tapi tak pernah ambil pusing dengan profesi ini, gitu aja kok repot!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Usul! Adakan Kementerian Kegalauan, Pak Presiden!

23 Mei 2012   22:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:54 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Halaahhh itu sih disambung-sambungin dan bisa-bisa nya penulis saja.
Memang iya. Tapi, coba pikirin deh (yang enggak mau mikir juga enggak apa-apa). Aku (penulis) sih menulis memang apa adanya dan ada apanya. Kadang-kadang ada-ada apanya dan apa-apa adanya. Sekali-sekali ada, sekali-sekali apa. Anda maunya ada atau apa?

Tahu ga? Orang Lady Gaga-nya juga saat ini, saat pembaca membaca tulisan ini, dia lagi galau. Sampai-sampai sempat-sempatnya si Gaga Lady ini curi-curi ilmu dari leluhur orang Indonesia yang gemar menghitung suara toke. Antara jadi, enggak, jadii, enggaak, jadiii..., enggaaaaakk..

Ngemeng-ngemeng masalah kegalauan ini. Nun jauh diluar gebyar-gebyernya dunia gemerlap kaum jet set yang rela mengantre demi konser Lady Gaga tersebut. Di sejumlah daerah di Jawa Barat, misalnya, masyarakat tengah galau gara-gara gas subsidi 3 kilogram susah diperoleh.

Eeehh.. Apa hubungannya sama konser? Begini lho tuan presiden. Bukankah ini galau juga pak presiden? Jadi. Tunggu apa lagi? Sudah waktunya dibikin kementerian kegalauan yang mengurus rakyat-rakyat galau.

Dibawah kementerian kegalauan nantinya ada departemen kegalauan, dinas kegalauan, dan instansi kegalauan. Kalau perlu sampai ke tingkat yang paling bawah. Masukan dalam kurikulum di sekolah-sekolah pelajaran galau. Biar sewaktu-waktu kalau orang menghadapi galau sudah bisa mengantisipasinya. Terutama saat para siswa galau menghadapi Ujian Negara atau UN karena saking banyaknya sms atau bbm kunci jawaban yang masuk ke handphone mereka.

Termasuk penulis yang  kini ikutan galau. Iya. Masalahnya, sudah akhir bulan. Tahu sendiri kan. Orang bilang jurnalis itu menulis jujur menulis dan menganalisis. Bahkan saking orang itu (entah siapa, jangan nanya siapa ya?) menghargai profesi jurnalis dibilang begini. Menulisnya kritis.

Itu semua benar adanya. Kritis. Setiap diakhir bulan. Tapi tak jarang keliatan tenang-tenang aja. Ya, pasalnya toh yang merasa kritis bukan hanya jurnalis. Bisa jadi semua orang. Kritis karena isi dompet mulai menipis.

Akhir bulan ini masih beruntung ada puasa Rajab. Jadi, tak terlihat galau juga ketika sebagian umat muslim memang punya niat lalu melaksanakan puasa sunat yang pahalanya berlipat-lipat. Bisa sedikit berhemat bukan?

Akhir cerita. Usul! Adakan Kementerian Kegalauan pak presiden!

O ya! Presidennya siapa ya?? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun