Mohon tunggu...
DQ -
DQ - Mohon Tunggu... wartawan -

reporter. repot karena cari makannya mesti muter-muter serta nguber-nguber orang untuk dijadikan berita yang kadang bisa merepotkannya. Meskipun tak bermaksud untuk merepotkannya, tapi tak sedikit yang akhirnya suka repot-repot ngebujuk biar tidak diberitakan. Sebaliknya, ada juga yang suka repot-repot ingin diberitakan. tapi tak pernah ambil pusing dengan profesi ini, gitu aja kok repot!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kutukupret Koruptor Kutu Preman

25 Mei 2010   12:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

BUKAN asal tulis atau tanpa maksud dengan menulis judul di atas. Memang yang terpikir sama penulis saat di depan computer jinjing ini judul yang enak ya seperti tulisan di atas. Awalnya, hanya dari makhluk kecil bernama kutu kepala. Besarnya enggak sampai satu sentimeter. Kutu kepala adalah sejenis parasit yang menghisap darah. Kutu betina mengeluarkan lebih kurang enam telur setiap hari. Telur ini selalunya melekat dengan kuat pada rambut. Telur-telur ini akan menetas selepas lebih kurang 8 hari.

Kutu kepala tiada kaitan dengan kebersihan. Orang yang bersihpun mengalami masalah ini. Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan terus dengan rambut yang bermasalah. Ia juga melompat ke kepala melalui berus atau sikat rambut, topi, bantal, dan tuala.

Ngemeng-ngemeng tentang kutu kepala ini, seperti dikutip dari reuteurs mengungkapkan, bahwa saat manusia modern mulai bermigrasi keluar Afrika, tanpa sadar juga ditumpangi kutu rambut. Hal ini dapat dilacak dari kemiripan sifat genetika kutu-kutu rambut yang ditemukan di berbagai belahan dunia saat ini dengan kutu rambut manusia kuno.

Misalnya, jasad kutu rambut yang ditemukan di rambut mumi berusia 1000 tahun dari Peru. Kode genetika organisme yang berukuran kecil itu bisa dikatakan sama dengan kutu sejenis yang saat ini hidup di Afrika, Eropa, dan Asia.

David Reed dari Universitas Florida, seperti ditulis dalam Journal of Infectious Diseases, dia dan koleganya mencatat tiga kelompok kutu rambut, A, B, dan C. Termasuk kutu yang hanya hidup di tubuh manusia diketahui bisa menyebarkan bakteri penyebab penyakit, misalnya thypus. Reed yakin sebagian kutu dari mumi juga membawa bakteri tersebut. Dengan mempelajari bakteri itu, sejarah migrasi manusia mungkin juga dapat dirunut. Bahkan, termasuk sejarah penyebaran penyakit seperti thypus.

Meski kecil ukurannya dan nyaris tak terlihat oleh mata, namun bila kita merenung beberapa jenak untuk memikirkan kutu kepala. Sebenarnya, luar biasa kekuatannya! Bisa menggerakan dan memaksa si empunya rambut untuk menggaruk kepala. Kasarnya, si kutu kepala itu bisa memerintah tanpa harus kelihatan memerintah. Itu terlepas pula dari kesadaran kita sebagai manusia, apakah sadar tidak dengan kehadiran sang kutu kepala ini. Kehadirannya dirasakan ada, manakala kita sibuk menggaruk-garuk kepala karena diduga ada kutunya. Tapi, dalam keadaan biasa saja, mana ingat sama makhluk Tuhan yang paling seksi eh makhluk yang termasuk kecil itu.

Tak ubahnya menggugah kesadaran kita sebagai warga negara yang diingatkan akan adanya sosok koruptor dan preman di lingkungan sekitar. Kehadirannya sangat terasa setelah ada perasaan ‘gatal’ yang begitu sangat dan mengganggu aktivitas keseharian kita. Lalu mulailah kita mencari cara untuk membasmi kutukupret koruptor kutu preman itu. Hasilnya? Ya… lumayan salah satunya membuat Pak SBY ikut garuk-garuk ‘kepalanya’ sendiri karena ternyata terbukti ada ‘kutukupret’-nya. Begitu pula Polri yang ikutan garuk-garuk dan diduga ada ‘kutu’ -nya menjadi backing seseorang atau institusi. Loh, kok Anda juga jadi ikut garuk-garuk? Jangan-jangan ada kutunya juga ya? ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun