Babak semifinal kompetisi liga 3 PSSI Sumbar, tidak jelas ujung pangkalnya. Sebab, wasit Farizon yang memimpin pertandingan antara PSKB Bukittinggi versus PSP Padang kabur sebelum meniup peluit panjang. Padahal, sisa pertandingan tinggal 5 menit lagi dengan skor 1-2 buat PSKB.
Drama sepakbola di tanah Minang jadi buah bibir pecinta sikulit bundar, sebelumnya pertandingan tersebut sempat ditunda beberapa hari di Stadion Bukit Bunian, Kabupaten Agam akibat lapangan banjir. Kemudian dialihkan ke lapangan Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman.Â
Di sinilah puncak masalahnya, konon izin keramaian dari pihak kepolisian belum dikantongi panitia. Ditambah lagi melanggar prokes karena ribuan penonton menyaksikan pertandingan tersebut.
Kaburnya wasit saat injury time, jadi tanda tanya pendukung PSP Padang. Karena peluang untuk menjebol gawang lawan cukup terbuka. Sebab, pemain PSP menjelang pertandingan usai terus mengurung pertahanan PSKB. Tapi, tiba-tiba wasit tengah Farizon diikuti wasit garis berlari meninggalkan lapangan permainan.
Koordinator panitia liga 3 PSSI Sumbar, Yulius Dede mengungkapkan wasit diintimidasi oleh official PSP Padang, Afrianto. "Karena itu mereka lari meninggalkan lapangan pertandingan, karena tidak tahan diintimidasi oleh pihak PSP," jelasnya. Sedangkan mengenai izin pertandingan sudah ada ditangan Kadispora Padang Pariaman.
"Surat izin penyelenggara ada sama bupati, jadi tidak mungkin lah kami berani menggelar pertandingan tanpa adanya izin," jelas mantan wasit nasional tersebut.
Pernyataan panitia pelaksana, Yulius Dede bertolak belakang yang disampaikan oleh manajer tim PSP, Irwan Afriadi. Sebelum pertandingan digelar saat teknikal meeting pihak PSP mempertanyakan jumlah penonton dan masalah protokol kesehatan. Kemudian soal izin keramaian yang dikeluarkan polisi.
Mengenai izin keramaian yang dikeluarkan polisi tidak ada jawaban dari panitia, mereka cuma bilang sudah ada tanpa melihatkan bukti fisik surat tersebut." Menjelang babak kedua, kita sudah lakukan protes agar pertandingan ditunda karena membludaknya penonton. Sekaligus menagih janji tentang izin keramaian. Panitia kembali berjanji ternyata belum ada dikantongi perizinan tersebut," jelas Irwan Sangir. Â Â
Belasan ribu penonton yang memadati lapangan Sungai Sariak tersebut jadi pemandangan terindah. Karena sejak pandemi covid-19 menyerang tanah air, baru kali ini masyarakat dapat tontonan yang menghibur. Tak berlaku lagi protokol kesehatan. Semua menyatu dalam sepakbola.
Membludaknya penonton sampai belasan ribu orang, tidak sesuai dengan kesepakatan pada teknikal meeting. Padahal,telah disetujui jumlah penonton sebanyak 299 orang. Ditambah lagi tanpa ada pihak keamanan dari kepolisian." Ada dua orang polisi yang datang, waktu saya tanya dia bilang cuma pergi menonton bukan ditugaskan sebagai keamanan," jelas Irwan Sangir.
Artinya, pihak penyelenggara liga 3 sudah melanggar aturan yang ditetapkan PSSI mengenai kompetisi. Tampaknya regulasi tidak berlaku di sini, mereka berbuat sekehendak hatinya tanpa punya izin keramain." Bagaimana kita mengakui hasil pertandingan tersebut sementara peluit panjang belum ditiup wasit," ujar Direktur Teknik PSP, Joni Efendi.