Mohon tunggu...
Dicky Finus
Dicky Finus Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar Mahasiswa

Bio harus diisi kata kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Bonggol Pisang

13 Desember 2018   06:44 Diperbarui: 14 Desember 2018   18:34 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut KKN bukanlah hal asing bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. KKN merupakan kegiatan dimana mahasiswa dituntut untuk dapat menciptakan sebuah program untuk membantu rakyat sekitar yang membutuhkan. Pada kesempatan kemarin ini, mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) telah melakukan kegiatan KKN di Dusun Kenongo, Desa Sepakung.

Desa Sepakung merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang. Desa Sepakung merupakan desa wisata yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Semarang semenjak tahun 2015. Desa Sepakung sendiri terdiri dari beberapa dusun yang salah satunya adalah Dusun Kenongo. Dusun Kenongo merupakan dusun di Desa Sepakung yang terkenal karena wisata alam yang dimilikinya yaitu Gumuk Reco. Dusun yang terdapat di ketinggian kurang lebih 800 mdpl ini memiliki lebih dari 30 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 175 orang. Dengan luas 24 hektar, Dusun Kenongo dipenuhi oleh masyarakat yang mayoritas pekerjaannya adalah petani.

Wisata Alam Gumuk Reco
Wisata Alam Gumuk Reco
Masyarakat dusun Kenongo yang mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani tentunya membutuhkan sarana dan prasarana produksi untuk merawat dan mengembangkan tanaman budidayanya, salah satunya adalah pupuk. Salah satu cara petani mendapatkan pupuk adalah dengan membeli dari toko pertanian, padahal terdapat banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik di Dusun Kenongo. Salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik adalah bonggol pohon pisang. Keberadaan pohon pisang sangat tidak asing di Dusun Kenongo. Pohon pisang yang sudah panen dan tidak berbuah banyak terdapat disekitar lahan warga dan belum termanfaatkan karena kurangnya pengetahuan warga terkait pengolahan bonggol pohon pisang sebagai pupuk organik cair. Maka dari itu melalui kegiatan KKN mahasiswa FPB UKSW ini, kami adakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan bonggol pohon pisang.

Pohon pisang merupakan pohon yang dipanen buahnya dan dapat tumbuh serta berkembang dengan mudah. Pada Dusun Kenongo terdapat banyak sekali pohon pisang yang tumbuh baik secara liar maupun hasil tanam warga. Biasanya pohon pisang di Dusun Kenongo hanya dipanen buahnya kemudian tanamannya dibiarkan mati, padahal bonggol pisang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk yang baik. Melihat ketersediaan bonggol pisang yang tidak dimanfaatkan di dusun ini, pelatihan pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar bonggol pisang dapat menjadi ilmu yang bisa diaplikasikan di Dusun Kenongo.

Persiapan Bahan Dasar Pupuk Organik Cair Bonggol Pisang
Persiapan Bahan Dasar Pupuk Organik Cair Bonggol Pisang
Cara pembuatan pupuk organik cair dari bonggol pohon pisang sangat mudah. Alat yang diperlukan adalah wadah (ember), plastik kresek, tali dan parang. Bahan yang diperlukan adalah bonggol pisang, bekatul, gula jawa, EM 4 dan air. Berikut cara pembuatannya:

1. 1 bonggol pisang ( 3 kg) diambil dari pohon yang sudah dipanen

2. Bonggol pisang dipotong dari batang dan kemudian dipotong kecil-kecil

3. Bonggol pisang yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam ember

4. Ditambahkan 200 gr gula jawa, 1 kg bekatul, 5 tutup EM 4 dan 10 l air

5. Semua bahan diaduk hingga menyatu dengan rata

6. Ember ditutup dengan plastik kresek dan diikat dengan tali

7. Setiap 2 hari sekali plastik dibuka untuk melepaskan kelebihan gas

8. Pupuk organik cair akan jadi dalam waktu 2 minggu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun