Mohon tunggu...
Dicky Brihawan Saputra
Dicky Brihawan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Only Games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ecobrick: Solusi Kreatif Mengurangi Sampah Plastik Upaya Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya di Desa Balongdowo, Sidoarjo

2 Juni 2024   15:08 Diperbarui: 2 Juni 2024   15:20 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengurangi Sampah Plastik dengan Ecobrick: Upaya Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Balongdowo, Sidoarjo

 

Sabtu, 25 Mei 2024 - Desa Balongdowo, terletak di Kabupaten Sidoarjo, adalah salah satu dari sekian banyak desa di Indonesia yang menghadapi masalah penumpukan sampah plastik. Plastik, dengan segala kepraktisannya, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, namun dampaknya terhadap lingkungan begitu merusak. Dalam rangka mengatasi masalah ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Non Reguler kelompok 6 sub kelompok 7 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengusulkan program pembuatan ecobrick sebagai solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu PKK Desa Balongdowo dalam mengurangi sampah plastik dan memanfaatkan kembali limbah plastik yang ada.

 

Apa Itu Ecobrick?

 

Ecobrick adalah solusi sederhana namun efektif untuk mengelola sampah plastik. Konsep ini melibatkan pengisian botol plastik bekas dengan sampah plastik non-biodegradable yang dipadatkan hingga botol tersebut menjadi padat dan keras. Ecobrick kemudian dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau berbagai produk kreatif lainnya. Metode ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik tetapi juga menawarkan cara baru untuk memanfaatkan kembali plastik yang sudah tidak terpakai.

 

Mengapa Ecobrick di Desa Balongdowo?

 

Desa Balongdowo memiliki komunitas ibu-ibu PKK yang aktif dan bersemangat dalam berbagai kegiatan sosial. Dengan melibatkan mereka dalam program pembuatan ecobrick, diharapkan akan tercipta kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan. Ibu-ibu PKK memiliki peran penting dalam rumah tangga dan komunitas, sehingga edukasi mengenai pengelolaan sampah plastik melalui ecobrick bisa lebih efektif dan berdampak luas.

 

Tahapan Pelaksanaan Program

 

dokpri
dokpri

 

  • Sosialisasi dan Edukasi: Tahap awal melibatkan sosialisasi mengenai masalah sampah plastik dan solusi ecobrick. Nanda Karisma Putri, Luis Piana Lista dan Dicky Brihawan Saputra selaku sub kelompok 7 mengadakan seminar dan workshop untuk memperkenalkan konsep ecobrick serta teknik pembuatannya. Materi edukasi disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan menarik.
  •  
  • Pemanfaatan Ecobrick: Ecobrick yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti membuat bangku taman, spot foto, hingga bahan bangunan. Hal ini memberikan nilai tambah dan motivasi bagi ibu-ibu PKK untuk terus berpartisipasi.

 

Manfaat Program

 

  • Lingkungan Lebih Bersih: Dengan mengurangi sampah plastik yang terbuang ke lingkungan, program ini membantu menjaga kebersihan desa dan mengurangi polusi.
  • Pemberdayaan Komunitas: Ibu-ibu PKK tidak hanya belajar keterampilan baru, tetapi juga diberdayakan untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan mereka.
  • Kreativitas dan Inovasi: Program ini mendorong kreativitas dalam memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang bermanfaat dan estetis.
  • Kesadaran Lingkungan: Edukasi yang diberikan akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan dampak positifnya bagi lingkungan.

 

Kesimpulan

 

Program pembuatan ecobrick di Desa Balongdowo oleh mahasiswa KKN Non Reguler kelompok 6 sub kelompok 7 Universitas 17 Agustus 1945 merupakan langkah nyata dalam mengatasi masalah sampah plastik. Dengan melibatkan ibu-ibu PKK, penulis memiliki harapan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah tetapi juga pemberdayaan komunitas dan peningkatan kesadaran lingkungan. Selain itu, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menghadapi tantangan sampah plastik dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

 

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya atas fasilitas dan dukungannya selama kegiatan KKN berlangsung, serta kepada dosen pembimbing lapangan, Bapak Handy Febri Satoto, atas bimbingan dan pendampingannya. Keberhasilan kegiatan ini juga berkat antusiasme ibu-ibu PKK Desa Balongdowo, dukungan Kepala Desa beserta jajarannya, dan pihak-pihak lain yang selalu mengawasi mahasiswa Untag Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun