Mengembara ke hutan rimba, berburu fauna, tidur beratapkan patera dengan hanya berbekal pengetahuan survive di alam bebas dan ekologi, sepintas apa yang membuat kegiatan bushcraft bergairah? Bagi sebagian orang mungkin beranggapan jika bushcraft bukan bagian dari liburan, malah lebih kepada menyelami kembali pengalaman primitif zaman perunggu.
Tapi, tak demikian bagi penggiatnya. Kegiatan yang dipelopori oleh Les Hiddins dan Mors Konchanski di tahun 80an ini, lambat laun sukses memikat perhatian para pencinta petualang dan survivor, termasuk saya pribadi. Maka saya tak segan untuk memuat kegiatan bushcraft ke dalam daftar resolusi tahun ini.
Sejatinya, Bushcraft hampir serupa dengan survival di alam bebas. Bedanya, survival dilakukan karena keadaan genting (kecelakaan pesawat, tersesat kala naik gunung maupun terdampar di pulau) sementara bushcraft dilakukan secara sadar dan terencana.
Baca Juga: PSSI, jangan kirim juru pengadil ke markas TNI dan Polisi
Apa istimewanya Bushcraft?
Dalam berniaga, seorang pedagang akan mencari target pasar yang tepat untuk produknya. Begitu pula dengan Bushcraft, sebuah kegiatan penuh ketenangan yang tepat untuk para jiwa pendiam yang ingin merasakan keintiman lebih dengan alam. Dan tentu saja, pun sebagai media melarikan diri dari hingar-bingar kehidupan urban yang kian membosankan.
Meskipun dicap primitif dan penuh risiko, ada kebanggaan sendiri mengapa bushcraft memiliki daya tarik yang kuat. Dengan mengandalkan skill survival dasar dan pemahaman akan tumbuhan liar serta ancaman hewan, melewati malam berhari-hari di hutan yang jauh dari populasi manusia selalu menjanjikan kebanggaan tersendiri.
Dengan hanya ditemani suara burung, percikan api di malam hari dan disambut mentari pagi yang hangat bersama kopi, sebuah komposisi ketenangan idaman yang dirindukan para introvert yang berjiwa petualang.
Magis paling menarik dari bushcraft adalah ketenangan dan rasa nyaman yang alam berikan di kala terisolasi dari materialisme budaya populer. Hal ini Mirip seperti anak indie dengan senjakalanya. Di samping itu, bushcraft memberikan kejutan kecil berupa pelajaran hidup langsung dari alam.Â
Ya, pelajaran hidup.Â
Di kala iklim kapitalis dengan materialis sebagai tolak ukur kebahagiaan di era sekarang, banyak orang dalam generasi ini berlomba-lomba mengumpulkan dana dan mulai mengesampingkan ibu asli manusia, alam.
Dan bushcraft hadir menjadi obat penawar bahwa untuk menjadi bahagia tidak perlu menghancurkan alam yang setia menemani peradaban manusia sejak dulu kala.Â