Joker terlahir bukan dari makhluk mitologi. Bukan pula gigitan laba-laba yang menjadikannya seperti ini. Dia juga tak memiliki fisik atletik dan murni psikopat nihilistik yang menjadikan kejahatan sebagai Kesenangan. Namun, dibalik itu semua, ada sebuah pengalaman hidup menyakitkan yang menjadikannya dalang dalam kisah kejahatan kelas kakap dan seakan meyakinkan kita bahwa Gotham maupun Arkham layak mendapatkan Villain seperti Joker.
Ha Ha Ha Ha Ha Ha. Suara tawa ikonik ini tak terlepas dari Clown Prince of Crime sejak pertama kali diciptakan. Yang kini di intonasikan dengan sempurna serta berbeda oleh Joaquin Phoenix di trailer yang beredar di youtube. Tawa itu juga mengundang suka cita bagi penggemar yang hampir satu dasawarsa lamanya merindukan penjahat paling realistis dalam dunia komik.
Otak kekacauan Gotham, manipulatif dan negosiator andal dengan skill narasi yang memukau, joker tak perlu kekuatan super untuk mengacaukan kota dan memorakporandakannya, melainkan dari pemikiran dan daya tarik psikologis yang meyakinkan.
Phoenix, dua sisi berbeda dalam koin yang sama dengan Heath Ledger?
Sejak akting menakjubkan yang dimainkan Heath Ledger dalam The Dark Knight lebih dari satu dekade silam, banyak penggemar yang sulit untuk move on dari pangeran kejahatan The Dark Knight tersebut. Meskipun pada 2016 lalu Suicide Squad sempat memberikan harapan, namun peran joker yang dimainkan Jared Letto gagal memenuhi ekspektasi penonton.
Masih di tahun yang sama, film animasi Batman: The killing Joke, malah mendapat antusiasme tinggi dan ulasan positif dari penggemar. Meskipun hanya sebatas animasi, namun jalan cerita yang di tunjukan sangatlah memikat. Sebuah pukulan telak bagi Suicide Squad.
Kembali ke film standalone Joker yang akan tayang bulan depan, dengan hanya melihat dua trailernya saja yang mendapat apresiasi tinggi dari fans serta pemberitaan standing ovation yang terjadi di festival film Venice beberapa hari lalu, sudah cukup meyakinkan bahwa film DC ini akan mendapat antusiasme tinggi di tahun ini. Selain itu, dahaga penggemar untuk melihat sosok psikopat kembali menjadi otak kejahatan Gotham diyakini akan terpuaskan.
Heath Ledger memang jenius, kedalaman emosi joker yang ia perankan tersebar dan diserap dengan baik oleh penonton, sehingga melepaskannya butuh waktu bertahun-tahun lamanya. Namun, Joaquin Phoenix tak kalah hebatnya. Dengan tawa baru yang berbeda yang ia sendiri pelajari dari penderita tawa patologis, pujian habis-habisan dari kritikus dan jurnalis dunia selepas Venice film festival, menjadikan Arthur sosok idaman baru pengganti legenda Heath Ledger dan secercah harapan lain para fans untuk melihat idolanya kembali ke Gotham dan Arkham City.
Baca juga: Kritik pemerintah sama dengan kebencian?
Wake Me Up When September Ends
Takzim tertinggi saya sematkan pada Green Day berkat lantunan wake me up when september ends, karena menggambarkan dengan gamblang perasaan untuk segera mengakhiri bulan ini dengan segera.