Meninggalkan smartphone, sosial media dan internet merupakan pilihan yang sulit pada era ini. pasalnya, bukan hanya sebagai bahan hiburan untuk tetap merasa hidup, ketiga hal tadi merupakan kombinasi pekerjaan masyarakat urban sehari-hari.
Namun apa jadinya jika harus rela tak menyentuh smartphone apalagi internet? Selain harus beradaptasi kembali, masyarakat modern juga harus sanggup mengemban hidup tanpa informasi layaknya kembali ke dekade 90an. Dan hal tersebut telah saya rasakan beberapa hari yang lalu kala smartphone kesayangan hilang dan sialnya saya seorang pengangguran.
Sisi Positif
kala tangan tak menyentuh smartphone selama satu minggu, pikiranku lebih berfokus pada hal lain yang bersebrangan dengan teknologi. Disamping itu, list to do harian juga berbeda drastis. Tak seperti biasanya, takkan lagi menghabiskan waktu untuk stalking akun mantan, berlama-lama di instagram maupun kegiatan lain yang sering dilakukan bersama smartphone, terutama bermain game online.
Seperti kita ketahui bersama, game online baik grafik buruk maupun baik, keduanya merupakan candu yang akan sulit ditinggalkan. Dan tak jarang menggerogoti waktu produktif kita secara gradual.
Aku juga tak perlu memikirkan cara membuat instastory menarik atau sekedar merangkai kalimat dengan diksi serta rima yang tepat untuk caption. Pergi ke caf untuk membuat instastory supaya dianggap gaul maupun pergi liburan ke tempat eksotik untuk foto instagram ciamik yang tentunya tak baik untuk keuangan pribadi jika dilakukan secara terpaksa demi sebuah gaya.
Anggaran biaya untuk internet juga tentunya terbengkalai. Terang saja, uang untuk anggaran kuota mingguan bisa digunakan untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.
Sisi Negatif
Namun, hilang kontak dengan dunia maya sungguh tak enak rasanya. Kehilangan informasi terkini, tak ada notifikasi untuk mewarnai hari serta tak dapat streaming musik maupun video itu rasanya menyesakkan dada. Mau pergi bareng teman, mereka juga sibuk  bertarung di arena pertempuran online. Jadi, kalau ingin melebur bersama mereka, pilihannya cuma satu, yaitu bermain bersama mereka dan smartphonenya.
Tak ada internet juga membuat saya merasa harus kembali ke dunia tradisional. Dimana informasi satu-satunya datang dari televisi yang tentunya terbatas dan sarat akan sensor. Sehingga, penonton tidak leluasa dalam mencari sebuah berita.