Sebagai destinasi wisata pantai di Jawa Barat, Pangandaran merupakan wahana liburan yang sanggup memberikan paket lengkap bagi masyarakat timur parahyangan khususnya. selain dekat, Pangandaran juga merupakan destinasi wisata hemat yang didalamnya memberikan paket komplet dari Sungai, Bukit hingga pantainya yang tersohor.
Namun, segala gembar-gembor keindahan Pangandaran, tak melulu dibarengi oleh realita yang terjadi di lapangan. Di balik panorama alamnya yang memukau, Pangandaran belum bisa menyaingi bali maupun keindahan pantai di timur indonesia. Selain itu, Pangandaran belum bisa dilabeli kota yang milenial friendly.
dimulai dari pantai
Saya rasa pantai yang tercemar limbah plastik merupakan masalah bersama yang sering dijumpai di berbagai pantai di indonesia. Hal ini karena minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya limbah bagi biota laut maupun sikap skeptis mereka yang tak jarang kita temui di berbagai kota.
Sebagai destinasi pantai di Jawa Barat, Pangandaran mengalami masalah yang cukup serius dalam hal penanganan sampah di pantai. Tong-tong sampah yang berjajar sepanjang bibir pantai, masih sering diabaikan oleh tangan nakal wisatawan. Alhasil, sampah pun berserakan di bibir pantai yang berakhir terseret ombak dan terombang-ambing di lautan.
Selain faktor kesadaran masyarakatnya yang kurang, peran pemerintah maupun lembaga terkait dalam hal sosialisasi juga dinilai belum maksimal. Meskipun ada tim kebersihan pantai yang bekerja siang dan malam, hal ini belum sepenuhnya berhasil. selain itu, wisatawan maupun warga lokal juga tak bisa selamanya bergantung pada mereka. kedepannya, semoga pemerintah setempat lebih memperhatikan unsur estetika pantai indah yang satu ini. Baik sosialisasi dengan menggandeng akun instagram kota setempat maupun berinisiatif sendiri memulai iklan layanan masyarakat via digital.
Sudut Literasi
Banyak pemuda Pangandaran yang memiliki prestasi akademik yang menjanjikan tapi terhalang oleh sumber daya yang bisa mereka dapatkan. Salah satunya adalah buku. Sebagai jembatan untuk membuka pemikiran terbuka dan bisa bersaing di masa depan, buku adalah senjata utama yang bisa merealisasikan kesuksesan indonesia di masa mendatang.
Sayangnya, di Pangandaran belum ada perpustakaan umum daerah yang bisa memenuhi hasrat minat baca para pemuda disana. Meskipun ada pojok baca di taman merdeka Pangandaran, tapi sekali lagi, buku yang ada dirasa sangat terbatas.
Apalagi dengan toko buku. Untuk memiliki bacaan yang berkualitas, para kutu buku di Pangandaran mau tak mau harus memesannya secara online, yang harganya tentu bervarian dan dikenai biaya pengiriman. Sebagai daerah pinggiran yang jauh dari masyarakat urban, Seharusnya pemerintah lebih bisa mengkaji ulang pengadaan Perpustakaan umum daerah yang besar untuk memenuhi minat baca masyarakat setempat.