[caption caption="Gerbang Tol Kalihurip (foto: Dok. pribadi)"][/caption]
Cerita ini benar-benar saya alami beberapa tahun yang lalu. Saya bekerja di sebuah perusahaan di salah satu kawasan industri di Cikampek. Setiap hari saya berangkat kerja dari Karawang dengan mengendarai mobil melewati jalan tol Jakarta-Cikampek dan keluar di pintu tol Kalihurip. Waktu itu, tarif tol masih sebesar Rp. 6.000 untuk rute Karawang Barat-Kalihurip.
Kejadian ini bermula pada saat saya membayar tol dengan menggunakan uang pecahan Rp. 10.000. Pada saat saya menerima kembalian dari petugas tol, seorang ibu, saya lupa namanya, ia memberikan uang kembalian sebesar Rp. 3.000. Saat itu saya tidak langsung cek uang kembalian tersebut, tapi pas sampai di kantor saya lihat ternyata kurang Rp. 1.000. Saya pikir mungkin ibu tersebut salah hitung atau salah ambil uang. Tidak masalah buat saya. Toh, manusiawi kalau ia berbuat kesalahan dengan begitu banyaknya mobil yang membayar tol. Lagipula itu juga salah saya yang tidak cek lagi uang kembalinya.
Kejadian itu saya lupakan dan saya bekerja setiap hari seperti biasa. Sampai pada waktu beberapa minggu setelahnya, di gerbang tol yang sama, pada saat saya akan membayar tol, petugas tol yang bertugas bicara pada saya, “Pak, waktu itu uang kembaliannya kurang Rp. 1000 ya? Ini saya kembalikan. Beberapa kali sebenarnya saya mau mengembalikan waktu saya lihat mobil bapak, tapi bapak mengambil gerbang yang lain. Jadi tidak bisa saya kembalikan.”
Saya baru sadar kalau ternyata beliau adalah ibu yang sama yang waktu itu memberi uang kembalian yang kurang ke saya. Karena saya sendiri sebenarnya sudah tidak mengingat-ingat lagi kejadian itu. Tapi ibu penjaga gerbang tol tersebut ingat. Ini sangat luar biasa menurut saya. Dengan begitu banyaknya mobil yang keluar di gerbang tol tersebut, ia tetap berusaha mencari mobil mana yang beberapa minggu lalu kurang kembaliannya. Hanya untuk mengembalikan uang Rp. 1000 yang merupakan kewajibannya kepada pengguna tol.
Dan diatas itu, saya sangat salut dengan sikap ibu tersebut. Beliau benar-benar seorang yang jujur. Bertanggung jawab. Mau memberikan apa yang sudah menjadi hak orang lain. Sebenarnya mudah saja untuk dia tidak mempedulikan kejadian itu. Tapi itu tidak beliau lakukan. Saya membayangkan kalau setiap harinya kejadian itu teringat terus dipikirannya. Seperti punya hutang yang belum ia lunasi. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati jika kekurangan uang itu belum ia kembalikan. Dan hanya orang-orang baik & hebat saja yang bisa memiliki perasaan seperti itu. Luar biasa. Seandainya saja kita dan para pemimpin negeri ini bisa belajar dari beliau dan mempunyai sikap yang sama, pasti negara ini akan jauh lebih baik.
Jadi lewat tulisan ini, saya mau berterima kasih pada ibu petugas tol tersebut. Memang saya tidak ingat nama beliau, dan sepertinya beliau tidak bertugas di gerbang tol Kalihurip lagi, tapi sebagai ucapan terima kasih, sikap dan perbuatan beliau saya bagikan lewat tulisan ini. Semoga apa yang beliau lakukan bisa menginspirasi orang yang membacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H