Salah satu alasan utama adalah keinginan untuk melindungi keluarga atau teman dekat, memberikan mereka kesempatan yang lebih baik dalam dunia kerja. Mereka merasa kalau dengan mempekerjakan orang-orang terdekat mereka, mereka bisa menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan mengurangi rasa cemas atau ketidakpastian di tempat kerja.
Tapi, pada kenyataannya, hal ini justru sering kali menciptakan masalah yang lebih besar. Ketika seseorang yang tidak memenuhi kualifikasi diberikan pekerjaan atau promosi, kualitas kerja dan kinerja tim bisa terganggu.
Apa yang lebih buruk lagi adalah kalau ketika orang bawahan ini membawa masalah, sulit untuk menegur atau memberi sanksi dengan tegas, karena banyak yang beranggapan kalau mereka adalah "orang bawaan" atau "anak buah" dari seseorang yang lebih berkuasa di tempat tersebut.
Dampak Negatif Nepotisme di Tempat Kerja
1. Tim yang Tidak Kondusif
Salah satu dampak paling langsung dari nepotisme adalah suasana kerja yang tidak kondusif. Ketika seseorang dipromosikan atau dipekerjakan berdasarkan hubungan pribadi, bukan kompetensi, rekan kerja lainnya mungkin merasa diabaikan. Rasa ketidakadilan ini akan menurunkan moral tim dan menurunkan tingkat kepercayaan antara anggota tim.
Semua orang ingin merasa dihargai berdasarkan kemampuan mereka, bukan cuma berdasarkan hubungan pribadi.
Ketika nepotisme terjadi, rasa keadilan ini sering kali terganggu, menyebabkan kecanggungan dan ketegangan di antara rekan kerja.
2. Penilaian yang Tidak Adil
Dalam lingkungan profesional, penting untuk punya sistem evaluasi kinerja yang objektif dan berdasarkan pencapaian individu. Tapi, dengan adanya nepotisme, penilaian terhadap seseorang bisa menjadi sangat subjektif.
Kalau seseorang mendapatkan promosi atau tugas besar cuma karena mereka punya hubungan dengan seseorang yang lebih berkuasa, hal ini membuat penilaian kinerja menjadi tidak adil. Hal ini juga bisa menyebabkan rasa frustasi di kalangan rekan kerja yang merasa usaha mereka tidak dihargai dengan cara yang sama.
3. Kesulitan dalam Mengelola Tim
Salah satu tantangan terbesar ketika nepotisme terjadi adalah kesulitan dalam mengambil keputusan yang objektif, terutama ketika orang yang terlibat dalam masalah adalah orang yang punya hubungan keluarga dengan atasan.
Dalam situasi seperti ini, manajer sering kali merasa terjebak, tidak bisa memberikan hukuman yang tegas atau melakukan evaluasi yang adil. Mereka mungkin khawatir kalau tindakan tegas terhadap orang bawahan ini bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak adil atau bahkan mengancam hubungan personal mereka dengan si individu yang lebih berkuasa. Hal ini tentu saja memperburuk suasana kerja dan menghambat kinerja tim secara keseluruhan.
4. Kompetensi yang Tidak Memadai
Praktik nepotisme sering kali mengorbankan kompetensi. Orang yang dipilih karena hubungan keluarga atau kedekatan pribadi mungkin tidak punya keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Hal ini berpotensi menurunkan kualitas pekerjaan dan efektivitas tim. Anggota tim yang lebih berkompeten akan merasa kesal karena terhambat oleh rendahnya standar kinerja yang diterima oleh anggota keluarga atau kerabat yang tidak memenuhi kualifikasi. Ketika ini terjadi dalam skala besar, perusahaan bisa mengalami penurunan kualitas secara keseluruhan.