Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Salahkah Memutus Kontrak dengan Alasan Attitude Buruk?

10 September 2024   08:03 Diperbarui: 10 September 2024   11:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memutus kontrak karyawan bisa menjadi tantangan tersendiri untuk seorang pemimpin (Drazen Zigic/Freepik)

Sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab Anda adalah memastikan tim bekerja dengan harmonis, efisien, dan mencapai target yang ditetapkan. Kalau ada karyawan yang perilakunya justru merugikan dinamika kerja, maka tidak ada pilihan selain memikirkan solusi yang tepat. Anda tidak cuma mempertimbangkan individu tersebut, tapi seluruh tim yang terkena dampaknya.

Tentu saja, mempertahankan karyawan yang berperilaku buruk cuma karena merasa kasihan bisa menjadi langkah yang tidak bijaksana. Ini akan merusak produktivitas, menurunkan moral tim, dan pada akhirnya berdampak negatif pada seluruh organisasi. Perlu Anda ingat, keputusan yang Anda ambil mempengaruhi lebih dari satu orang.

Memberi Kesempatan untuk Berubah: Harapan Selalu Ada

Sebelum Anda membuat keputusan untuk memutus kontrak karyawan, penting untuk memastikan kalau karyawan tersebut sudah diberikan kesempatan yang cukup untuk memperbaiki perilakunya.

Setiap orang pantas mendapatkan kesempatan untuk berubah, dan tugas Anda sebagai pemimpin adalah membantu mereka memahami dampak dari sikap mereka serta memberikan panduan supaya bisa berkembang.

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif. Mungkin, karyawan tersebut tidak sepenuhnya menyadari bagaimana sikapnya memengaruhi orang lain atau bagaimana hal itu memengaruhi produktivitas tim secara keseluruhan. Dengan berbicara secara terbuka dan jujur, Anda bisa membantu mereka melihat masalah ini dari sudut pandang yang lebih luas.

Sesudah memberikan umpan balik, penting juga untuk menetapkan batas waktu yang realistis bagi karyawan tersebut untuk menunjukkan perubahan. Anda tidak bisa berharap mereka berubah dalam semalam, tapi mereka harus menunjukkan usaha nyata dalam waktu yang ditentukan.

Kalau sesudah diberikan berbagai kesempatan mereka tetap tidak mau berubah, maka keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak menjadi lebih mudah diterima. Anda sudah berusaha semaksimal mungkin, dan pada titik ini, keputusan tersebut diambil demi kepentingan yang lebih besar.

Saatnya Mengutamakan Kepentingan Tim

Dalam banyak kasus, sesudah memberikan kesempatan dan waktu yang cukup, karyawan yang punya attitude buruk tetap tidak menunjukkan perubahan. Di sinilah Anda harus membuat keputusan yang berat, tapi penting: memutuskan kontrak kerja mereka. Rasa kasihan mungkin masih ada, tapi sebagai pemimpin, Anda harus melihat kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan tim dan perusahaan.

Mempertahankan karyawan yang terus-menerus bermasalah bisa menimbulkan lebih banyak kerugian. Karyawan yang lain mungkin merasa frustrasi karena harus bekerja dengan seseorang yang tidak berkontribusi positif. Ini bisa menurunkan moral tim secara keseluruhan, yang akhirnya berdampak pada produktivitas dan semangat kerja.

Keputusan ini mungkin terlihat keras, tapi sebenarnya Anda sedang melindungi tim dari dampak negatif yang lebih besar. Ada kalanya, sebagai pemimpin, Anda harus mengesampingkan perasaan pribadi dan membuat keputusan berdasarkan apa yang terbaik untuk organisasi.

Dengan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan yang bersikap buruk, Anda menunjukkan kalau Anda menempatkan kepentingan banyak orang di atas satu individu yang tidak mau berubah.

Pemutusan Kontrak: Bukan Akhir dari Segalanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun