Pernah ngga sih anda bertanya-tanya, kok yang saya pilih bisa benar ya? Atau, kok malah salah ya?
Biasanya sih anda tahu mana yang benar dan salah itu berdasarkan apa yang anda sudah tahu. Entah itu dari buku yang pernah anda baca, tontonan yang pernah anda lihat, pengalaman, dan hal lainnya. Apalagi kalau situasi yang sedang anda alami itu adalah kejadian untuk ke sekian kalinya. Pasti anda sudah tahu dong apa yang harus anda lakukan.
Nah, tapi bagaimana kalau apa yang sedang anda hadapi itu ngga jelas benar salahnya? Benar salah di sini maksudnya baik atau ngga baik untuk diri anda ya. Bukan benar atau salah secara agama, hukum, dan lainnnya.
Sedangkan ngga ada satu pun literatur yang membahas hal tersebut saking pribadi dan uniknya hal tersebut untuk anda.
Pertanyaannya, apa yang anda lakukan saat menghadapi situasi seperti itu?
Kebanyakan orang sih akan beralih ke orang tua atau mentor mereka.
Kenapa?
Karena mereka dianggap lebih tahu apa yang harus dilakukan. Logis sih. Karena mereka memang sudah hidup lebih lama dan mungkin punya pengalaman yang sama atau paling ngga, mirip-mirip lah.
Sedangkan yang lain? Mereka memilih untuk percaya pada intuisi mereka saat membuat keputusan.
Betul, kalau ada yang membimbing, itu memang bisa jadi keuntungan tersendiri. Tapi, ada saatnya intuisi anda memberi tahu anda apa yang orang lain ngga tahu. Betul ya?
Dan anda hanya harus mempercayainya. Mengikuti firasat anda.