Pada tingkat yang lebih ekstrem, mereka akan hidup dalam standar paling minimum yang mereka bisa dan melakukan penghematan luar biasa ketat. Untuk mereka, menikmati uang adalah saat sudah pensiun nanti.
Setelah pensiun, mereka tidak akan bekerja lagi. Mereka akan menikmati masa pensiun mereka dengan melakukan apa yang mereka suka, seperti menekuni hobi mereka kembali, misalnya.
Mereka punya impian untuk bisa pensiun sedini mungkin, dalam usia relatif muda. Karena kalau sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan, tidak ada yang bisa dinikmati walaupun punya uang banyak bukan? Paling hanya habis untuk berobat.
Pensiun dini adalah sebuah gaya hidup
Terlepas dari cukup atau tidaknya uang, sebagian orang memandang masa pensiun hanyalah sebagai sebuah perubahan pola hidup yang ditandai dengan adanya perubahan kebiasaan.
Dan perubahan kebiasaan itu tidak selalu dari kebiasaan buruk yang menjadi kebiasaan baik seperti kebiasaan yang meningkatkan kesehatan fisik dan mental, misalnya. Tapi, juga bisa mengarah ke arah yang sebaliknya.
Untuk yang menganggap pensiun hanyalah sebatas perubahan gaya hidup, mereka akan memandang kalau pensiun itu hanyalah sebuah perubahan dari gaya hidup pekerja yang berfokus pada pekerjaan menjadi non-pekerja dimana mereka harus mencari membuat kebiasaan baru di luar pekerjaan.
Kenapa saya bilang perubahan gaya hidup ini bisa jadi baik dan bisa juga jadi sebaliknya? Karena kenyataannya memang seperti itu.
Sebagian orang akan mulai membentuk kegiatan positif, seperti mulai berhenti merokok, lebih banyak aktifitas fisik, atau lebih sering berkumpul dengan rekan dan kerabat, misalnya.
Tapi, sebagian yang lain justru membentuk kebiasaan yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan fisik dan mentalnya, seperti lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi, misalnya. Apalagi sambil mengemil makanan-makanan tidak sehat.
Untuk yang memandang pensiun adalah waktunya merubah pola hidup, sebaiknya memanfaatkan momentum tersebut untuk membentuk pola hidup yang lebih positif.