Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Belajar Berkaca dari Cara Turunnya Kitab Suci

19 Mei 2016   08:48 Diperbarui: 19 Mei 2016   09:19 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: pixabay.com

Belajar adalah suatukewajiban. Dan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga sepanjang hidupkita.

Pertanyaannya, ilmu apa yangharus kita pelajari? Yang harus kita kuasai? Ilmu di dunia sangatlah banyak.Mempelajari seluruh ilmu yang ada tidak akan bisa. Umur kita terlalu singkatuntuk mempelajari semuanya. Kalau begitu, apa yang harus kita pelajari?

Saya bukan seorang ahlidibidang agama, tapi berkaca dari proses turunnya kitab suci, kitab tersebuttidaklah diturunkan sekaligus. Kitab suci diturunkan secara bertahap. Ayat demiayat. Pada saat terjadi suatu peristiwa, diturunkan beberapa ayat sebagaipetunjuk. Terjadi peristiwa yang lain, diturunkan lagi beberapa ayat sebagaipetunjuk lainnya. Begitu seterusnya sampai pada akhirnya semua ayat turun padakita. Turun secara bertahap berdasarkan peristiwa yang sedang terjadi pada saatitu.

Yang terpikir oleh sayaadalah, seperti itu juga cara kita harus belajar. Ilmu di dunia sangatlah luas,seperti kitab suci yang juga diturunkan tidak untuk satu orang manusia saja,melainkan untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Dan hanya satu orangmanusia seperti kita tidak akan mengalami seluruh peristiwa yang tertulis didalam kitab suci. Jadi kita seorang diri tidak harus mempelajari semuanya. Punbegitu dengan mempelajari ilmu yang ada di dunia.

Sekarang, setelah seluruh ayattelah diturunkan, apakah kita harus mempelajari semuanya? Tidak. Ada sebagianyang memang wajib untuk dipelajari, dan ada sebagian lagi yang tidak, jikamemang sudah ada orang lain yang mempelajarinya. Mengacu pada cara turunnyakitab suci, kita bisa menerapkan hal yang sama dalam mempelajari kitab suci.Pada saat kita mengalami suatu peristiwa, kembalilah pada kitab suci. Carilahayat-ayat yang berkaitan. Pada saat mengalami peristiwa yang lain, kembali cariayat-ayat lain yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Temukan jawabannya disana.

Atau, jika ada suatu peristiwa yang belum kita alami tetapi ingin kitahindari, kita juga bisa merujuk pada kitab suci. Bagaimana kita harus bersikapuntuk menghindari peristiwa tersebut. Begitu seterusnya. Pelajari kitab suciberdasarkan peristiwa demi peristiwa ataupun permasalahan yang sedang kita alamiatau ingin kita hindari. Sampai akhir usia kita, mungkin kita tidak akan pernahselesai untuk mempelajari keseluruhan kitab suci, tetapi sepanjang usia kita,kita telah berpedoman dan mengacu pada apa yang tertulis disana. Karena itulahtujuannya diturunkan. Sebagai pedoman hidup kita agar selamat di dunia dan diakhirat.

Begitu juga dengan ilmudunia. Begitu banyak dan luas ilmu di dunia, pelajari hanya yang memangbenar-benar kita butuhkan. Yang benar-benar bisa kita manfaatkan. Karenasebaik-baik ilmu adalah yang bermanfaat dan sebaik-baik manusia adalah yangbermanfaat bagi manusia lainnya.

Satulagi yang harus diingat, belajar bukanlah sebuah proses mencari informasi saja.Belajar adalah sebuah proses transformasi. Belajar haruslah diikuti denganperubahan. Dengan pengamalan. Penerapan. Kalau hanya sekedar menambahinformasi, itu belum bisa disebut belajar karena ilmu yang dipelajari belumlahberdampak pada kehidupan sehari-hari. Baik bagi diri kita sendiri maupun bagilingkungan di sekitar kita. Belajar sedikit ilmu tetapi diamalkan masih lebihbaik daripada belajar banyak ilmu yang tidak digunakan sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun