Mohon tunggu...
dicka pratama
dicka pratama Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang mahasiswa baru di Politeknik Negri Bandung, jurusan Akuntansi, Program Study D-III Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kuta di Periangan Timur

26 Oktober 2013   10:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi semuanya, yaa… Saya ucapkan selamat pagi karna saya membuat artikel di pagi hari. Memang mungkin pagi ini terlihat tak bersahabat, karna menurut sayapagi ini terlihat mendung di luar sana.Pagi ini enaknya hanya mengerjakan tugas, termasuk tugas membuat suatu artikel yang merupakan tugas dari dosen saya, yaitu Bpk dosen PTI (Pengantar Teknologi Informasi). Yang mungkin saya sangat senang karna ini merupakan artikel asli pertama saya, yang di posting di salah satu weblog yaitu www.kompasiana.com.

Langsung saja kita berbicara pada topik yang saya akan ceritakan psaagi hari ini. Apakah kalian pernah mendengar kampung kuta? Ya menurut saya yang terbesit di pikiran kalian hanya pantai kuta di Pulau Bali yang memberikan keindahan alam berupa pantai yang menjadi wisata utama di Pulau Bali, yang sudah terkenal secara Internasional . Tapi kali ini saya tidak akan membahas tentang apa itu pantai Kuta, melainkan akan membahas suatu kampung, yaitu kampung adat yang belum terkenal dan mungkin belum anda ketahui sama sekali.

("Inilah gapura Kampung kuta dan terlihat bale desanya tuhh" http://galuhrahayujogja.wordpress.com)

Sebelum ke topik utama, apakah kalian tahu apakah kampung adat itu apa? Atau kampung sejenis apakah itu. Nah kampung adat adalah suatu daerah yang masih memegang erat suatu kebiasaan secara turun-temurun yang sudah mendarah daging dan masih di pegang teguh oleh para masyarakat yang merupakan warga domisili atau asli daerah tersebut. Mungkin sangat banyak versi pengertian kampung adat tapi ini yang saya ketahui dan sudah mewakili dengan apa itu kampung adat tersebut.

13827562821709832993
13827562821709832993

("Inilah kami BAKSOS SMAN 2 CIAMIS"  http://koswara-doc.blogspot.com )

Kampung adat yang saya ceritakan ini yaitu Kampung Adat yang berada di daerah Ciamis, tepatnya di daerah Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Kampung adat ini merupakan salah satu kampung yang memang sangat lah jauh dari jalan pedesaan, jadi kita memang harus memakai kendaraan bermotor karna jalan nya sangat sempit yaitu setengah dari jalan yang kita sering lewati dan tidak dengan aspal melainkan dengan batu yang sangat kasar serta jalan nya curam karna daerah kampung kuta ini di daerah perbukitan. Saya masih ingat dimana saya waktu itu pergi kesana dengan para teman dan guru dari sekolah saya SMAN 2 CIAMIS dalam acara sebuah organisai LH (Lingkungan hidup) biasa disebut juga Baksos (Bakti sosial), dan saya perwakilan dari organisasi Pecinta Alam yang bernama SAPALAGAPA (Siswa Pecinta Alam Galuh Pakuan) sekaligus pelantikan saya untuk mendapatkan syal berwarna biru. Alas an kami berkunjung kesana karna sudah terjadi longsoran di daerah tersebut, jadi kami berniat menyumbangkan beberapa bibit pohon untuk di tanam disana. Kampung ini memang sangat masih asri dengan warga-warganya yanga sangat ramah menyambut kami. Disana kami disambut baik oleh kepala adat disana dan warganya nya serta langsung saja kami diajak ke balai tempat pertemuan. Ketika kami mulai masuk di daerah terebut kita memasuki sebuah gaura yang masih sangat tradisional sekali. Disana rumah nya masih sederhana dengan dinding bilik, bilik yaitu dinding yang terbuat dari kayu yang dianyam sedemikian rupa, serta atapnya pun masih menggunakan injuk, injuk yaitu suatu bahan yang terdapat di alam. yang didapat dari pohon kawung atau Aren.

13827566081968250271
13827566081968250271

("Nah ini ialah guru PLH saya Bpk. Koswara dengan Bpk. Kepala Suku Kampung Kuta" http://koswara-doc.blogspot.com )

Seperti kita ketahui bahwa suatu kebudayaan pasti akan mengikuti zaman, dimana memang kita sudah ketahui berbagai kebiasaan luar bisa masuk secara perlahan kapan saja dan dimana saja, seperti kita dapat melihat bahwa kampung ini sudah menggunakan cara-cara modern, seperti terdapat listrik, lampu, dan saya lihat kepala adat sudah bisa mengguanakan handphone, kenapa saya tahu bahwa ketua adat dapat menggunakan handphone karna sebelumnya bpk guru kami menelpon terlebih dahulu J kepada kepala adat tersebut. Selain lingkungan yang masih khas, kita juga disuguhi dengan pemandangan yang mungkin kalian belum pernah melihatnya. Karna posisi kampung kuta ini terdapat di sisi tebing maka kita bisa melihat pemandangan tebing dan juga sungai yang sangat besar sekali, yang konon katanya benda purbakala sudah banyak ditemukan di sungai tersebut salah satunya ada tulang berulang kuda nill dan banyak lagi, oh ya sebelum kami tiba di kampung kuta kami berkunjung terlebih dahulu di sebuah musium di daerah tersebut, memang kecil tapi menurut saya itu dangat berharga sekali, dan saya pun bangga bisa mngunjungi kampung ini. Dan disana terdapat juga sebuah hutan yang di sakralkan oleh warganya, yaitu hutan kramat. Sangat disayang kan kami tidak bisa masuk ke hutan itu karna terdapat hari khusus dimana kita bisa masuk dan tidak diperkenankan masuk ke hutan tersebut. Jadi jika kalian ingin masuk ke uhutan tersebut harus mengetahui jadwal hutan itu dapat dimasuki,dan kalian harus membuka alas kaki ketika memasuki hutan tersebut serta di dalamnya terdapat dsebuah kolam yang sering disebut kolam keberuntungan, dimana banyak orang yang melemparkan uang receh ke dalam kolam tesebut dan uang-uang itu dibiarkan saja tidak diambil oleh warganya karna konon akan membawa kesialan untuk orang yang mengambilnya.

Mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan kepada kalian semua, mungkin masih banyak kekurangan dari tulisan saya ini. Jadi kalian dapat mengunjungi banyak wisata kampung adat bukan hanya di Kampung kuta ini saja, melainkan setiap kampung adat lainnya yang terdapat di setiap daerah. Ini adalah sebagian kecil pengalaman saya setelah berkunjung ke kampung adat tersebut. Maka saya katakan bahwa alam itu bukan untuk di eksploitasi melainkan untuk kita nikmati serta kita cintai keberadaannya sebagai wujud syukur kita terhadap yang maha kuasa, maka dari itu kita bersama-sama menjaga alam untuk masa kini dan masa depan supaya anak serta cucu kita dapat menikmatinya seperti kita sekarang. Sekian dan terimaksih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun