Tak terasa waktu terus bergerak...ramadan sebentar lagi akan pergi.
Katanya bulan ini adalah bulan yang penuh berkah dimana nilai ibadah yang kita lakukan akan diganjar berlipat-lipat.
Sekarang ini, banyak orang menyempatkan diri untuk itikaf dimesjid dan saya lihat sudah menjadi trend masyarakat indonesia terutama perkotaan. Tuntunannya itikaf adalah saat yang tepat untuk mengkaji diri seperti rasul yang mengasingkan diri di gua hiro sampai datangnya malaikat jibril.
Semoga saja, itikaf yang kita lakukan juga begitu...berbekas dikehidupan keseharian...yang biasa sombong akan hilang atau paling tidak berkurang rasa sombongnya karena pada dasarnya tidak ada yang patut disombongkan...semua itu milik Tuhan.
Yang biasa menyakiti dan menyepelekan orang lain pun demikian...akan mendapatkan kesadaran bahwa diri kita lah yang sepele di mata Tuhan. Kalau kita kelihatan baik saat ini karena Tuhan menutup beberapa aib kita.
Yang terbiasa mengambil hak orang lain akan sadar bahwa semua itu akan ada hari pembalasan sehingga berhenti karena takut atas balasan yang akan ditimpakan.
Tapi apakah demikian yang terjadi...semoga saja, karena salah satu tugas kita sebagai manusia adalah berharap bahwa kebaikan akan dimunculkan dan akan jadi pemenang atas pahitnya kehidupan.
Atau itikaf kita hanya bagian dari budaya hedonis yang tidak memberikan makna apa-apa? Semua tentunya tergantung pada diri kita sendiri...sejauh mana mendapatkan kemuliaan dari proses yang dilakukan.
Semoga menjadi pribadi yang mabrur selepas ramadan yang penuh berkah ini.
Saya, anda dan kita akan memaknainya dengan cara sendiri-sendiri.