Sampah dapur merupakan salah satu penyumbang sampah tetap di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan pada setiap harinya di dapur selalu menghasilkan sampah baik itu karena proses saat memasak atau karena sisa makanan. Pada lingkungan masyarakat sendiri sampah dapur masih belum banyak diolah dengan baik.Â
Permasalahan ini juga terdapat di Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Kebanyakan masyarakat di Desa Botoputih hanya membuang sampah dapur secara langsung yang pada akhirnya dibakar jika sudah menumpuk. Melihat hal ini maka Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) melakukan program kerja pelatihan pembuatan eco-enzyme guna pemanfaatan sampah dapur di Desa Botoputih.Â
Pelatihan pembuatan eco-enzyme ini dilakukan pada hari Sabtu, 6 November 2022. Kegiatan ini dilakukan di Balai Desa Botoputih dengan peserta para ibu rumah tangga di Desa Botoputih. Tim Pengabdian UM yang bertugas sebagai penanggung jawab program kerja ini adalah Pancali Sidinda Anjilo Putri.Â
Kegiatan ini menerima respon yang baik oleh masyarakat di Desa Botoputih. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang diberikan di akhir acara. Selain itu juga keaktifan bertanya pada saat pembuatan eco-enzyme baik itu proses pembuatannya atau bahan yang digunakan. Tim Pengabdian UM juga berharap dengan adanya pelatihan pembuatan eco-enzyme ini maka dapat mengurangi dan menjadikan sampah dapur jadi lebih bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI